12 Jenis Kambing yang Diternakkan di Indonesia, Apa Saja?

Kamu suka makan gulai, satai, sop kaki kambing? Tenryata, makanan Indonesia tersebut bisa dibuat dari jenis-jenis kambing yang berbeda, lho.
Di Indonesia sendiri, setidaknya terdapat 12 jenis kambing yang diternakkan oleh masyarakat. Nah, biar gak bingung dan pusing melihat beragam jenis kambing yang ada, yuk, ketahui perbedaannya.
Jenis kambing yang diternakkan
Dilansir laman Dinas Peternakan Jawa Timur, setidaknya ada 12 jenis kambing yang diternakkan oleh warga di Indonesia. Jenis-jenis kambing ini beragam. Ada yang memang genotipe asli Indonesia, tapi ada pula yang hasil impor dari luar negeri. Beberapa kambing merupakan persilangan bibit unggul yang ditujukan untuk mendapatkan bobot lebih tinggi dan kemampuan adaptasi nan kokoh.
1. Kambing kacang

Memulai daftar jenis kambing dari yang paling populer di Indonesia, yakni kambing kacang. Kambing ini sering diternakkan karena kemampuan adaptasi yang baik terhadap berbagai kondisi alam. Selain itu, kambing kacang juga memiliki daya reproduksi tinggi sehingga sering dibeli untuk berkurban.
Ciri-ciri kambing kacang yakni punya tubuh ramping dengan ukuran kepala kecil, telinga tegak serta berbulu pendek dengan warna hitam, putih, cokelat atau kombinasi ketiganya. Bobotnya pun berkisar 25—30 kilogram, sesuai jenis kelamin.
2. Kambing etawa

Kamu mungkin pernah mendengar susu kambing etawa. Dinamakan demikian karena kambing ini berasal dari daerah Etawah, India, dan mulai masuk ke Indonesia karena dibawa Hindia-Belanda sekitar 1930oan. Adapun nama aslinya adalah kambing jamnapari. Selain susu, daging kambing ini juga bisa diolah menjadi makanan lezat, lho.
Ciri-ciri kambing etawa yakni tubuh besar dengan bobot rata-rata mencapai 91 kilogram pada jantan dan 63 kilogram pada betina. Postur tubuh kambing cukup tinggi, sekitar 90 hingga 127 sentimeter. Adapun telinganya terkulai ke bawah dengan hidung cembung. Sebagai informasi, kambing etawa mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari, lho.
3. Kambing PE (Peranakan Etawa)
Kambing juga ada yang mixed race, lho. Salah satunya yakni kambing PE alias Peranakan Etawa. Kambing ini yang merupakan kombinasi kambing etawa dengan kacang. Secara fisik, jenis kambing ini mirip dengan etawa, tetapi memiliki sistem reproduksinya seperti kambing kacang.
Ciri-cirinya memiliki warna bulu belang hitam, putih, merah, dan cokelat dengan telinga lebar yang terkulai. Secara fisik dahi dan hidungnya cembung. Kemampuannya menghasilkan susu 3 liter per hari layaknya kambing etawa.
4. Kambing jawarandu
Jenis keempat ini dikenal sebagai kambing jawarandu atau nama lainnya Bligon, Gumbolo, Kopolo, Kacukan. Kambing ini merupakan silangan kambing PE dan kacang. Peternak memilih kambing ini karena tubuhnya lebih besar daripada kambing kacang. Selain itu, perilakunya mudah digembalakan dan bisa mengonsumsi aneka tumbuhan, baik rumput maupun dedaunan.
Ciri-cirinya memiliki bobot lebih dari 40 kilogram, jantan dan betina memiliki tanduk, telinga lebar yang terbuka, panjang, dan terkulai. Kambing ini bisa menghasilkan susu hingga 1,5 liter per hari dan dagingnya dimanfaatkan sebagai ternak kurban.
5. Kambing boer

Berikutnya ada Kambing Boer yang berasal dari Afrika Selatan dan telah teregistrasi sekitar 65 tahun. Kambing ini merupakan kambing pedaging asli karena memiliki tubuh besar hingga 45 kilogram ketika usia baru mencapai 6 bulan. Persentase daging kambing bore lebih banyak 40—50 persen dibanding kambing lainnya.
Ciri kambing bore yang paling terlihat yakni bentuk fisiknya yang besar. Hewan ternak ini mampu hidup di suhu ekstrem sangat dingin, bahkan hingga -25 derajat Celcius atau justru sangat panas, sekitar 43 derajat Celsius.
6. Kambing saanen

Kambing saanen merupakan kambing yang berasal dari Swiss atau Switzerland bagian barat. Termasuk jenis-jenis kambing yang memiliki tubuh besar, kambing ini sulit berkembang di wilayah tropis karena peka dengan terik matahari. Di Indonesia, kambing saanen disilangkan dengan kambing yang lebih tahan dengan dengan udara sekitar, seperti kambing etawa.
Ciri fisik yang terlihat yakni bulu pendek berwarna putih atau krem dengan titik hitam di hidung, telinga, dan kelenjar susu. Selain itu, kambing ini berhidung lurus dengan bentuk wajah segitiga, berekor tipis dan pendek, serta memiliki bobot tubuh sekitar 36—91 kilogram yang berbeda sesuai jenis kelamin.
7. Kambing gembrong

Jenis kambing ini sering dijumpai di kawasan timur Pulau Bali, terutama Karangasem. Sekilas orang melihat ini mirip dengan anjing karena bulunya yang sangat tebal. Kambing gembrong dulunya adalah hasil persilangan kambing kashmir dan kambing turki yang dibawa dari luar negeri sebagai hadiah bagi raja dan bangsawan di Bali.
Ciri fisik yang paling terlihat yakni sekujur tubuh tertutup bulu mengilap. Jika dibiarkan, bulu kambing jantan bisa tumbuh hingga 30 sentimeter. Kambing ini memiliki tanduk kecil dengan warna tubuh cokelat, cokelat muda, atau putih. Bobotnya berkisar antara 32—45 kilogram.
8. Kambing boerawa dan boerka
Kambing boerawa merupakan hasil persilangan kambing jenis lain. Bisa kamu tebak? Yup, boera jantan dan PE betina. Jenis kambing ini banyak menjadi hewan ternak di daerah Lampung.
Sementara itu, kambing boerka merupakan persilangan kambing boer jantan dengan kambing kacang betina. Karakteristik fisiknya cukup besar layaknya kambing boer, tetapi memiliki produktivitas reproduksi lebih aktif mirip kambing lokal. Kambing Boerka telah diternakkan setidaknya di 15 provinsi, mulai Aceh hingga Maluku Utara.
9. Kambing muara

Sesuai namanya, salah satu jenis-jenis kambing ini dijumpai di Kecamatan Muara, Tapanuli Utara, Sumatra Utara. Bentuk fisiknya kokoh dengan corak bulu antara cokelat kemerahan, dan putih. Beberapa hitam memanjang dari kepala hingga ekor.
Kambing muara bersifat prolifik dan produktif secara reproduksi. Kambing ini bisa melahirkan dua hingga empat anak sekali persalinan. Lebih lanjut, induk kambing ini memiliki produksi susu yang berkualitas sehingga anak-anaknya bisa tumbuh sehat tanpa bantuan susu tambahan.
10. Kambing kosta

Tersebar di area Jakarta dan Banten, kambing kosta seringkali disamakan dengan kambing kacang. Hal tersebut wajar, mengingat kambing ini merupakan persilangan kambing kacang dan kashmir.
Produktivitasnya pun memang mirip, tetapi terdapat perbedaan fisik signifikan yang bisa dilihat. Misalnya, adanya motif garis sejajar di kanan dan kiri wajah, serta bulu lebat berantakan di bagian kaki belakang. Sayangnya, populasi kambing ini terus berkurang, padahal bentuk tubuhnya yang besar ke belakang sangat cocok untuk diambil dagingnya.
11. Kambing marica
Kambing marica merupakan kambing lokal dari provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten Maros, Jenepoto, Sopeng, dan daerah Makassar adalah daerah dengan populasi kambing marica yang cukup banyak.
Kambing marica termasuk unik, karena dapat bertahan hidup di tempat dengan curah hujan rendah dan hanya mengandalkan makanan rumput kering di tanah berbatu. Food and Agriculture Organization (FAO) yang merupakan anak organisasi PBB di bidang pangan dan pertanian mengategorikan kambing ini sebagai genotipe asli Indonesia. Sayangnya, kambing ini masuk kategori endangered alias nyaris punah.
12. Kambing samosir

Kambing samosir merupakan hewan peliharaan turun-termurun masyarakat di Pulau Samosir, tengah Danau Toba, Sumatea Utara. Mayoritas berwarna putih bersih.
Kambing samosir dulunya digunakan sebagai persembahan ritual keagamaan. Topografi Pulau Samosir yang berbukit kering dan batuan membuat jenis-jenis kambing di daerah tersebut memiliki ketahanan tubuh cukup kuat.
Ciri fisiknya hampir sama dengan kambing kacang yang diternakkan di Sumatra Utara. Namun, kambing ini cenderung dominan warna putih atau dengan belang hitam. Masyarakat lokal juga menyebut kambing ini dengan nama Kambing Batak atau Kambing Putih.
Ternyata, ada banyak jenis kambing yang diternakkan di Indonesia, ya. Nah, apakah kamu bisa membedakannya?