Dilansir PetMD, beberapa obat kutu kucing, baik berupa semprot, tetes, hingga topikal, mengandung pyrethrin, pyrethroid, atau permetrin. Pyrethrin sendiri sejatinya merupakan insektisida yang berasal dari bunga Chrysanthemum cinerariaefolium.
Sementara itu, pyrethroid merupakan versi sintetis dari pyrethrin. Adapun permetrin adalah bentuk pyrethrin yang paling umum dijumpai pada produk untuk anjing. Senyawa tersebut dikatakan bisa mengatasi dan mencegah kutu kembali dalam kurun waktu lebih lama. Sayangnya, senyawa itu pun lebih beracun, melansir Guardian Animal.
Sumber yang sama tidak merekomendasikan senyawa tersebut untuk digunakan pada kucing. Pasalnya, ketika terjilat, senyawa itu tidak bisa diproses oleh hati kucing sehingga dapat menyebabkan keracunan. Efek yang ditimbulkan bisa berupa kejang bahkan kematian dalam beberapa jam.
Adapun pada video TikTok dari akun @adys143, disebutkan bahwa semprotan anti kutu yang digunakan mengandung trychlorfon. Dilansir MSD Vet Manual, senyawa tersebut digunakan sebagai insektisida sistemik dan obat cacing pada hewan peliharaan. Senyawa tersebut bekerja pada saraf parasit sebagai penghambat enzim tertentu.
Penggunaan trichlorfon sebagai obat kutu kucing perlu disesuaikan dosisnya dengan usia anabul. Trichlorfon yang tertelan akibat jilatan bisa diserap ke dalam darah dan memicu gejala keracunan dalam hitungan menit hingga 2 jam, melansir Parasitipedia. Tanda yang muncul termasuk keluarnya air liur, sekresi air mata, muncul keringat berlebih, gangguan pada napas, hingga gangguan otot.
Senyawa tersebut juga dapat menimbulkan perkembangan klinis lain pada anabul, termasuk kelumpuhan akut dan kelemahan otot. Hal tersebut pun memengaruhi banyak hal, bahkan hingga otot pernapasan. Kucing yang berusia kurang dari 1 tahun pun tidak boleh diobati dengan trichlorfon karena bahaya obat kutu terjilat kucing dapat memicu efek yang fatal.