Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Saqsaywaman (pexels.com/Max Parada Valdivia)
Saqsaywaman (pexels.com/Max Parada Valdivia)

Intinya sih...

  • Gunung Padang adalah piramida tertua di dunia, usianya 16.000-27.000 tahun, dengan teknik konstruksi yang menantang pemahaman tentang kemampuan manusia purba.
  • Nan Madol terdiri dari hampir 100 pulau buatan dengan batu-batu besar yang diangkut sejauh lebih dari 25 mil, namun konteks sosial dan budaya pembangunannya masih belum sepenuhnya terungkap.
  • Puma Punku memiliki blok batu andesit dan pasir raksasa yang dipotong dengan presisi, memicu berbagai teori mulai dari teknologi hilang hingga keterlibatan peradaban luar bumi.

Di seluruh dunia, terdapat berbagai struktur megalitikum yang tak hanya menakjubkan dari sisi arsitektur, tetapi juga menyimpan misteri besar yang belum terpecahkan oleh ilmu pengetahuan modern. Meski telah dilakukan banyak penelitian dan penggalian, beberapa bangunan purba tetap menyisakan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.

Meskipun sebagian ahli memiliki teori-teori logis, bukti-bukti yang ada masih membuka ruang besar untuk interpretasi lain. Dari piramida kuno di atas gunung berapi hingga monolit aneh di Jepang, semuanya menunjukkan bahwa masa lalu menyimpan rahasia luar biasa yang belum sepenuhnya kita pahami. Berikut lima daftar bangunan megalitikum yang belum bisa dijelaskan secara ilmiah.

1. Gunung Padang, Indonesia

Gunung Padang (commons.wikimedia.org/Arie Basuki)

Gunung Padang adalah situs megalitik yang dibangun di atas gunung berapi yang telah punah, terdiri dari beberapa teras batu besar yang disusun menyerupai piramida berlapis. Melansir discovermagazine, lapisan terdalam Gunung Padang memiliki usia 16.000–27.000 tahun, yang menjadikannya sebagai piramida tertua di dunia.

Teknik konstruksi yang digunakan, termasuk susunan batu bata vulkanik dan teras bertingkat, menantang pemahaman tentang kemampuan manusia purba. Sementara beberapa peneliti percaya bahwa Gunung Padang adalah bukit alami yang dimodifikasi, sejumlah bukti kuat menunjukkan bahwa sebagian besar strukturnya adalah buatan manusia.

2. Nan Madol, Mikronesia

Nan Madol (commons.wikimedia.org/Patrick Nunn)

Nan Madol adalah kompleks megalitikum yang terletak di lepas pantai Pulau Pohnpei, Mikronesia, terdiri dari hampir 100 pulau buatan yang disusun dari kolom basal dan batu karang besar. Melansir khanacademy, batu-batu yang digunakan diangkut sejauh lebih dari 25 mil ke tempat yang menjadi fondasi Nan Madol.

Meski banyak teori mencoba menjelaskan bagaimana batu-batu ini dipindahkan dan disusun. Faktor lingkungan seperti naiknya permukaan laut dan perubahan iklim, diyakini menyebabkan situs ini ditinggalkan. Namun konteks sosial dan budaya pembangunannya, hingga saat ini masih belum sepenuhnya terungkap.

3. Puma Punku, Bolivia

Puma Punku (commons.wikimedia.org/Brattarb)

Puma Punku adalah bagian dari kompleks arkeologis Tiwanaku di Bolivia, yang dikenal karena blok-blok batu andesit dan pasir raksasanya yang dipotong dengan presisi. Melansir thearchaeologist, beberapa blok batu memiliki panjang lebih dari 7 meter dengan berat lebih dari 130 ton.

Keakuratan pemotongan dan pola geometris ini memicu berbagai teori, mulai dari penggunaan teknologi yang hilang hingga keterlibatan peradaban luar bumi. Namun, arkeologi arus utama menghubungkan situs ini dengan budaya Tiwanaku yang mulai mendominasi wilayah ini sekitar tahun 300–1000 M.

4. Monoliths of Asuka, Jepang

Monoliths of Asuka (commons.wikimedia.org/Saigen Jiro)

Monolit Asuka, khususnya batu raksasa Masuda-no-Iwafune adalah formasi granit unik di Desa Asuka, Jepang, yang berasal dari periode Tumulus sekitar abad 3–6 Masehi. Batu ini dipahat dengan presisi, berbentuk persegi panjang besar dengan lubang-lubang aneh di bagian atasnya, berbeda dari gaya seni Buddha yang muncul kemudian di Jepang.

Beratnya diperkirakan mencapai 800 ton, dan belum ada catatan sejarah yang menjelaskan siapa pembuatnya dan untuk tujuan apa. Beberapa teori menyebut bahwa batu ini mungkin berkaitan dengan pengamatan astronomi atau ritual pemakaman, tetapi semuanya masih bersifat spekulatif.

5. Saqsaywaman, Peru

Saqsaywaman (commons.wikimedia.org/freestock.ca)

Saqsaywaman adalah benteng megalitik Inca di Peru. Melansir perujungletrips, situs ini sangat menakjubkan karena batu-batunya memiliki bentuk yang tidak beraturan dan pola poligonal. Beberapa batu memiliki berat lebih dari 100 ton dan tersusun sedemikian rupa hingga memberikan struktur yang tahan terhadap aktivitas seismik.

Di balik kemegahannya, masih belum ada penjelasan pasti mengenai bagaimana batu-batu besar tersebut dipindahkan dari tambang ke lokasi konstruksi. Meski sebagian besar ilmuwan percaya proses ini melibatkan peralatan sederhana, tenaga manusia, dan sistem jalan landai, rincian teknisnya masih menjadi perdebatan.

Kelima struktur megalitikum di atas menunjukkan bahwa peradaban kuno memiliki kecerdikan dan kemampuan teknik yang sering kali melebihi dugaan kita. Walaupun banyak teori telah diajukan untuk menjelaskan metode konstruksi dan tujuan pembangunannya, sebagian besar situs ini masih menyimpan misteri yang belum terpecahkan secara ilmiah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team