Anjing dikenal sebagai sahabat manusia yang setia. Makhluk ini tanpa henti menunjukkan kesetiannya tanpa syarat, melebihi batasan ruang dan waktu. Bahkan, bisa dibilang mereka adalah pelindung tanpa pamrih. Lalu, bagaimana jika anjing juga berperan untuk mendiagnosa penyakit pada pemiliknya? Benarkah anjing memiliki kemampuan 'membaca' kondisi kesehatan manusia melalui insting tajamnya? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Benarkah Anjing Mampu Mendeteksi Penyakit pada Manusia?

Intinya sih...
Anjing memiliki kemampuan luar biasa, termasuk indera penciuman dan pendengaran yang super tajam serta otak yang cerdas.
Anjing dapat mendeteksi penyakit pada manusia melalui indera penciumannya yang sensitif terhadap senyawa organik volatil yang dikeluarkan tubuh manusia.
Studi kasus menunjukkan bahwa anjing dilatih mampu mendeteksi COVID-19 dengan tingkat kesalahan sebesar 16%, serta mampu mengendus penyakit lain seperti malaria, diabetes, epilepsi, dan kanker paru.
1. Kemampuan anjing yang luar biasa selain menjadi sahabat setia
Lebih dari sahabat setia, anjing memiliki banyak kemampuan yang belum tentu dimiliki hewan lain. Salah satunya mereka dianugerahi indera penciuman yang super tajam, bahkan bisa dibilang 10.000 hingga 100.000 kali lebih sensitif dari manusia. Itulah mengapa anjing sanggup menghirup bau yang tidak tersentuh oleh manusia.
Indera pendengaran juga tak kalah mengesankan, mereka mampu menangkap suara yang bahkan tak terdengar oleh manusia. Diperkirakan mereka mampu menangkap frekuensi suara hingga 65.000 Hz. Otak anjing juga bekerja dengan sangat baik, bisa dibilang kecerdasaanya setara dengan bayi berusia 2 tahun, serta kemampuan merasakan waktu yang membantu mereka menyesuaikan rutinitas seperti waktu makan dan jalan-jalan.
Cara anjing mengenali penyakit pada manusia
Anjing diketahui mampu mendeteksi penyakit pada manusia melalui inderanya yang tajam. Mengandalkan indera penciumannya yang kuat, anjing dianggap mampu mengetahui segala penyakit yang ada di tubuh manusia. Beberapa penyakit yang bisa dideteksi olehnya seperti diabetes, malaria, epilepsi, dan migrain.
Indera penciuman anjing sangatlah sensitif, setidaknya diperkirakan ada 300 juta reseptor penciuman di hidung mereka, berbeda dengan manusia yang hanya memiliki 5 juta reseptor.
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa tubuh manusia mengeluarkan senyawa organik volatil yang dikeluarkan melalui napas, keringat, urin, dan kulit yang tampak berubah akibat adanya gangguan kesehatan. Nah, anjing yang sudah terlatih untuk mencium berbagai macam aroma dan mengenali pola aroma yang khas akan dengan mudah mendeteksi penyakit pada manusia melalui senyawa organik volatil yang dikeluarkan tadi.
Seberapa akurat anjing bisa mendeteksi penyakit manusia?
Anjing mampu mendeteksi penyakit manusia adalah sebuah fakta, hal ini dibuktikan dengan adanya studi kasus yang melibatkan adanya virus COVID-19 kala itu.
Dilansir BBC, anjing-anjing yang sudah dilatih mampu melacak 88% kasus virus corona. Bisa dibilang, dalam setiap 100 orang yang mengidap COVID-19, anjing-anjing ini gagal melacak 12 orang. Dengan tingkat kesalahan anjing yaitu 16%, yang mana dalam setiap 100 orang yang tidak mengidap covid, anjing-anjing tersebut malah menunjukkan 16 orang terinveksi virus corona.
Pada kasus ini diketahui enam anjing dilatih untuk mengenali bau orang yang tertular Covid-19 yang berbekal benda kaus kaki, masker, dan kaus dari berbagai bahan. Enam anjing yang dilatih tersebut dari badan amal Medical Detection Dogs.
Anjing-anjing tersebut bahkan mampu melacak COVID-19 dari varian yang berbeda dan jika terdapat orang yang tanpa gejala atau hanya tertular virus dengan kandungan sangat rendah.
Tidak hanya COVID-19, malaria, diabates, dan epilepsi. Anjing bahkan diketahui mampu mengendus hembusan napas seseorang, artinya ia bisa yahu apakah seseorang tersebut mengidap penyakit kanker paru atau tidak.
Sebagai penutup, dengan berbekal kemampuan luar biasa yang dimiliki. Anjing tidak hanya menjadi teman setia, namun juga pahlawan dalam dunia kesehatan.