Mungkin kamu belum tahu kalau musik ternyata bisa membawa pengaruh besar bagi suatu negara. Musik bahkan membawa kekuatan bagi sekelompok masyarakat. Percaya tidak percaya, ini benar adanya. Pasalnya, musik bisa melampaui bahasa, bahkan ke tingkat yang di luar logika atau mistis.
Menurut psikologi modern sendiri, ritme, nada, irama, dan sebagainya digunakan manusia untuk mengasah keterampilan kognitif, bahasa, sosial, serta emosionalnya, sebagaimana yang diulas Psychology Today. Kekuatan suara atau musik ini mampu mengikat kelompok, terutama dalam konteks ritual, contohnya saja dalam sebuah konser atau kebaktian gereja.
Nah, kali ini, kita akan membahas tentang peran musik dan tarian yang membantu tercipta sebuah revolusi di pulau kecil. Kelompok ini bisa bersatu meski mereka berbicara dalam bahasa yang berbeda. Mereka bisa bersatu karena memiliki penderitaan yang sama, yaitu sama-sama diperbudak. Inilah yang terjadi selama era penjajahan yang merajalela di Amerika pada 1500-an hingga 1800-an. Laki-laki dan perempuan dari berbagai suku Afrika Barat dibawa ke wilayah baru untuk diperbudak. Namun, mereka bersatu dalam ritual Vodou atau Voodoo hingga mencetuskan Revolusi Haiti pada 1791.
Bagaimana sejarahnya? Untuk menjawab rasa penasaranmu, simak penjelasannya berikut. Simak sampai akhir agar kamu tidak melewatkan informasinya sedikit pun, ya.