Tidak semua kawasan butuh ditanami kembali. Banyak wilayah justru lebih efektif jika dibiarkan pulih tanpa campur tangan karena hutan sekunder secara alami mampu memulihkan struktur dan fungsinya. Dengan catatan, kondisi dasarnya masih memungkinkan. Melalui cara ini, regenerasi bisa berjalan lebih cepat dan beragam karena mengikuti pola alami.
Namun, reforestasi tetap penting dilakukan pada kondisi tertentu. Jika kawasan terlalu jauh dari hutan tua, tidak ada sumber benih, tanah sangat rusak, atau hewan tidak dapat mengakses area tersebut, regenerasi alami saja tidak cukup. Nah, di sinilah penanaman aktif dibutuhkan untuk mengembalikan fungsi ekologi. Pemilihan jenis tanaman juga harus disesuaikan, misalnya spesies tahan kering untuk hutan kering atau spesies cepat tumbuh pada hutan basah.
Memahami berapa lama hutan bisa pulih kembali memberi kita gambaran bahwa setiap jengkal ekosistem yang tersisa punya peran besar bagi kehidupan. Semoga setelah membaca ini, kamu jadi lebih menghargai alam, ya.
Berapa lama tanah hutan bisa pulih setelah ditebang? | Tanah biasanya bisa kembali ke kondisi awal dalam sekitar 10 tahun jika dibiarkan alami. |
Faktor apa yang memengaruhi cepat-lambatnya pemulihan hutan? | Kondisi tanah, sisa elemen hutan lama, kerusakan sebelumnya, dan keberadaan fauna memengaruhi prosesnya. |
Apakah semua hutan bisa pulih tanpa bantuan manusia? | Tidak selalu. Jika tanah terlalu rusak atau jauh dari hutan tua, intervensi seperti reforestasi mungkin diperlukan. |
Referensi
"Tropical forests can partially regenerate in just 20 years without human interference". The Guardian. Diakses Desember 2025.
"Researchers: If Left Alone, Tropical Forests Can Recover On Their Own Surprisingly Fast". Clemson News. Diakses Desember 2025.
Poorter, Lourens, dkk. “Multidimensional Tropical Forest Recovery.” Science 374, no. 6573 (December 9, 2021): 1370–76.