Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi interaksi kucing dengan manusia (unsplash.com/Oleg Ivanov)
ilustrasi interaksi kucing dengan manusia (unsplash.com/Oleg Ivanov)

Intinya sih...

  • Kucing dapat mengenali manusia melalui bau, menurut studi terbaru.

  • Studi dilakukan oleh Universitas Pertanian Tokyo, yang menemukan bahwa kucing dapat membedakan pemiliknya dan orang asing berdasarkan bau saja.

  • Kucing juga memiliki preferensi lubang hidung untuk mencium bau yang familiar atau tidak dikenal, serta mengandalkan aroma untuk berkomunikasi dan merasa nyaman.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kucing bisa mengenali manusia, menurut sebuah studi. Sebelumnya terdapat penelitian yang menyatakan bahwa hanya 54 persen kucing yang bisa mengenali manusia hanya dari wajah mereka.

Namun sebuah studi yang diterbitkan di PLOS One mengatakan bahwa hewan peliharaan tersebut dapat mengenali manusia melalui bau. Kemampuan ini belum pernah diteliti sebelumnya dan mungkin mengungkapkan lapisan kedalaman lain dalam ikatan antara kucing dan manusia, melansir dari laman Science Alert.

Mempelajari bau manusia

Kucing sering mendapat stigma sebagai hewan yang acuh tak acuh atau tidak peduli terhadap orang-orang di sekitarnya, tetapi kini semakin banyak penelitian yang menemukan hal sebaliknya. Kita kini tahu bahwa kucing dapat belajar nama yang diberikan kepada mereka.

Kucing dan pemiliknya mengembangkan gaya komunikasi mereka sendiri dan sebagian besar akan memilih interaksi sosial dengan manusia daripada makanan, pilihan yang bahkan anjing pun kesulitan melakukannya.

Berkat studi terbaru ini, kita tahu bahwa kucing dapat mengenali pemiliknya melalui bau, sesuatu yang juga mereka andalkan untuk mengenali kelompok sosial kucing terdekat mereka.

Temuan studi

ilustrasi kucing menggosokkan kepalanya ke tubuh manusia (unsplash.com/Felippe Lopes)

Studi yang dilakukan oleh Yutaro Miyairi dan rekan-rekannya di Universitas Pertanian Tokyo ini menyelidiki kemampuan 30 kucing untuk membedakan antara pemiliknya dan orang asing berdasarkan bau saja.

Kucing-kucing dalam studi ini diberikan tabung plastik berisi sampel usap dari ketiak, belakang telinga dan antara jari kaki, baik dari pemilik kucing maupun dari manusia yang belum pernah mereka temui. Sebagai pembanding, kucing-kucing juga diberikan tabung plastik kosong.

Kucing dalam penelitian ini menghabiskan waktu lebih lama mencium aroma orang asing dibandingkan aroma pemiliknya atau tabung kosong.

Waktu mencium yang lebih singkat menunjukkan bahwa ketika kucing mencium aroma pemiliknya, mereka mengenali aroma tersebut dengan cepat dan melanjutkan perjalanan. 

Namun, ketika mereka mencium swab dari orang asing, kucing mencium lebih lama, menggunakan indra penciuman yang superior untuk mengumpulkan informasi tentang aroma tersebut.

Polanya serupa telah diamati sebelumnya, di mana anak kucing mencium bau kucing betina asing lebih lama daripada bau ibu mereka sendiri, dan kucing dewasa mencium kotoran kucing asing lebih lama daripada kotoran kucing dalam kelompok sosial mereka.

Temuan studi baru ini mungkin menunjukkan bahwa manusia juga termasuk dalam lingkaran sosial kucing-kucing tersebut.

Antara otak dan hidung

Studi tersebut juga menemukan kecenderungan kucing untuk mencium bau yang familiar menggunakan lubang hidung kiri, sementara bau yang tidak dikenal lebih sering dicium menggunakan lubang hidung kanan. Namun, ketika kucing menjadi familiar dengan suatu bau setelah menciumnya untuk beberapa waktu, mereka beralih dari lubang hidung kanan ke kiri.

Meskipun temuan ini terdengar aneh, pola ini juga telah diamati pada anjing. Penelitian saat ini menyarankan bahwa preferensi lubang hidung ini mungkin menunjukkan bahwa kucing memproses dan mengklasifikasikan informasi baru menggunakan hemisfer otak kanan, sementara hemisfer kiri mengambil alih ketika respons rutin telah terbentuk.

Mengapa dari bau?

kucing hitam (pixabay.com/valuz)

Kucing mengandalkan aroma untuk mengumpulkan informasi tentang lingkungan sekitarnya dan untuk berkomunikasi.

Pertukaran aroma (melalui gesekan pipi ke pipi dan saling menjilati) digunakan sebagai cara untuk mengenali kucing dalam lingkaran sosial yang sama, mempertahankan ikatan kelompok dan mengidentifikasi kucing asing atau hewan lain yang mungkin membahayakan atau perlu dihindari.

Bau yang familiar juga dapat memberikan kenyamanan bagi kucing, mengurangi stres dan kecemasan serta menciptakan rasa aman di lingkungan mereka.

Sehingga jika kucing menghabiskan banyak waktu mencium orang lain, itu bukan karena mereka lebih menyukainya. Kemungkinan besar karena aromamu sudah familiar dan tidak memerlukan usaha ekstra.

Editorial Team