ilustrasi kucing menggosokkan kepalanya ke tubuh manusia (unsplash.com/Felippe Lopes)
Studi yang dilakukan oleh Yutaro Miyairi dan rekan-rekannya di Universitas Pertanian Tokyo ini menyelidiki kemampuan 30 kucing untuk membedakan antara pemiliknya dan orang asing berdasarkan bau saja.
Kucing-kucing dalam studi ini diberikan tabung plastik berisi sampel usap dari ketiak, belakang telinga dan antara jari kaki, baik dari pemilik kucing maupun dari manusia yang belum pernah mereka temui. Sebagai pembanding, kucing-kucing juga diberikan tabung plastik kosong.
Kucing dalam penelitian ini menghabiskan waktu lebih lama mencium aroma orang asing dibandingkan aroma pemiliknya atau tabung kosong.
Waktu mencium yang lebih singkat menunjukkan bahwa ketika kucing mencium aroma pemiliknya, mereka mengenali aroma tersebut dengan cepat dan melanjutkan perjalanan.
Namun, ketika mereka mencium swab dari orang asing, kucing mencium lebih lama, menggunakan indra penciuman yang superior untuk mengumpulkan informasi tentang aroma tersebut.
Polanya serupa telah diamati sebelumnya, di mana anak kucing mencium bau kucing betina asing lebih lama daripada bau ibu mereka sendiri, dan kucing dewasa mencium kotoran kucing asing lebih lama daripada kotoran kucing dalam kelompok sosial mereka.
Temuan studi baru ini mungkin menunjukkan bahwa manusia juga termasuk dalam lingkaran sosial kucing-kucing tersebut.