Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
mengapa buenos aires tidak mudah banjir meski dikelilingi sungai?
Buenos Aires (commons.wikimedia.org/Diego Delso)

Intinya sih...

  • Bentuk pesisir Buenos Aires memungkinkan aliran air terdistribusi secara horizontal, mengurangi genangan besar.

  • Pola angin dan struktur tanah pampas berkontribusi pada stabilitas air di Buenos Aires.

  • Sistem drainase bawah tanah dan fluktuasi Río de la Plata juga mempengaruhi risiko banjir di kota tersebut.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kota besar yang berada di tepi sungai biasanya memiliki risiko banjir yang tinggi, tetapi Buenos Aires punya kondisi yang berbeda. Letaknya berhadapan langsung dengan Río de la Plata, tapi karakter hidrologinya tidak seintens kota besar lain yang posisinya mirip.

Banyak orang penasaran bagaimana sebuah kota pesisir tetap stabil meski mendapat tekanan lingkungan yang jelas. Berikut penjelasannya.

1. Morfologi pesisir menentukan jalur aliran air di Buenos Aires

Morfologi pesisir Buenos Aires. (commons.wikimedia.org/JorgeHilbert)

Banyak orang mengira seluruh tepi sungai memiliki karakter serupa, padahal bentuk pesisir Buenos Aires cukup berbeda. Zona pesisirnya cenderung landai tapi luas sehingga air yang datang dari Río de la Plata tidak langsung menumpuk. Kondisi ini membuat kenaikan muka air terdistribusi secara horizontal, bukan berdiri sebagai genangan besar. Aliran permukaan menjadi lebih mudah bergerak ke area yang lebih rendah di luar pusat kota.

Selain itu, permukaan tanah di beberapa bagian kota membentuk kontur dangkal yang berfungsi seperti jalur pembuangan alami. Arus kecil yang muncul saat debit meningkat akan mengikuti kemiringan tersebut sebelum menyentuh permukiman padat. Situasi ini membuat tekanan air yang masuk tidak langsung membebani wilayah inti. Banyak kota lain tidak memiliki kontur seluas ini sehingga lebih cepat kewalahan ketika debit meningkat.

2. Pola angin memengaruhi arah dorongan air permukaan

Rio de la Plata (commons.wikimedia.org/NASA Johnson Space Center)

Arah angin di kawasan Río de la Plata berperan besar pada bagaimana air bergerak menuju daratan. Angin selatan yang mendominasi sepanjang tahun sering mendorong permukaan air menjauhi garis pantai Buenos Aires. Ketika pola angin ini stabil, air sungai tidak mengarah ke wilayah pesisir kota dan justru kembali ke bagian tengah estuari. Fenomena ini membuat tekanan permukaan air jarang menumpuk di satu titik.

Dalam beberapa periode, angin timur memang dapat membawa air mendekat, tetapi intensitasnya tidak cukup kuat untuk menghasilkan genangan besar. Sistem angin musiman juga cenderung berubah cepat sehingga akumulasi air sulit bertahan lama di pesisir. Banyak kota lain menghadapi risiko lebih besar karena arah anginnya justru membawa air ke daratan secara konsisten. Kondisi di Buenos Aires memberi keuntungan hidrologis yang signifikan.

3. Struktur tanah pampas memudahkan infiltrasi dibanding kota pesisir lain

Buenos Aires. (commons.wikimedia.org/Luis Argerich)

Wilayah Buenos Aires berada di daerah pampas dengan struktur tanah yang relatif permeabel. Tanah jenis ini memungkinkan air meresap lebih cepat meski hujan turun dengan intensitas tinggi. Infiltrasi yang terjadi secara merata membantu mengurangi beban air permukaan sebelum mencapai saluran besar. Karakteristik ini berbeda dari kota pesisir yang didominasi tanah liat dengan daya serap rendah.

Ketika curah hujan meningkat, pori tanah pampas tetap mampu menerima sebagian besar air tanpa menolak kembali ke permukaan. Kemampuan resapan ini membuat aliran permukaan yang mengarah ke sungai tidak terlalu besar. Bahkan jika terjadi penumpukan air, proses penyerapannya berlangsung lebih cepat dibanding area urban biasa.

4. Sistem drainase bawah tanah mengatur distribusi air ketika curah hujan memuncak

Kanal di Buenos Aires. (commons.wikimedia.org/Dario Alpern)

Buenos Aires memiliki jaringan drainase bawah tanah yang memanfaatkan gravitasi untuk memindahkan air ke titik pembuangan yang lebih rendah. Banyak kanal dibangun mengikuti pola aliran alami sehingga tidak melawan arah gerak air. Strategi ini membuat volume air tidak berhenti di satu area ketika hujan turun lama

Kanal bawah tanah juga disertai lubang penyerap berjarak rapat agar air permukaan cepat turun ke saluran utama. Ketika debit meningkat, kanal tetap menjaga aliran tetap bergerak tanpa tekanan berlebih. Desain seperti ini mengurangi fenomena air balik yang sering menimbulkan genangan di kota besar.

5. Fluktuasi Río de la Plata dipengaruhi pasang surut yang tidak ekstrem

Rio de la Plata (commons.wikimedia.org/Roberto Fiadone)

Río de la Plata lebih berbentuk estuari lebar dibanding sungai sempit, sehingga fluktuasi permukaan airnya tidak terlalu tajam. Lebarnya yang mencapai puluhan kilometer membuat air pasang menyebar secara horizontal sebelum mencapai pesisir. Kondisi ini membuat perubahan ketinggian air tidak melonjak secara tiba-tiba. Banyak kota pesisir lain harus menghadapi pasang yang sempit dan curam sehingga lebih rentan.

Ketika angin dan pasang bertemu, pengaruhnya pada pesisir Buenos Aires tetap teredam oleh luasnya estuari. Air yang bergerak ke daratan biasanya sudah kehilangan dorongan kuat sebelum menyentuh tepi kota. Situasi ini membuat risiko banjir rob sangat kecil, terutama pada periode pasang.

Buenos Aires menunjukkan bahwa risiko banjir tidak hanya ditentukan oleh curah hujan atau jumlah sungai, tetapi juga cara kota berinteraksi dengan alam. Faktor geologi, pola angin, dan estuari memberi kontribusi besar pada stabilitas air. Dari penjelasan ini, apa bagian yang paling menarik untuk kamu pelajari lebih jauh?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team