Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Colobanthus quitensis (Wikimedia Commons/Liam Quinn)
Colobanthus quitensis (Wikimedia Commons/Liam Quinn)

Media sosial tengah dikagetkan dengan unggahan viral bunga yang mekar di Antartika. Hal tersebut lantaran benua Antartika adalah benua terdingin yang permukaannya ditutupi oleh es. Semestinya tak banyak bunga yang bisa tumbuh dengan kondisi alam seperti itu.

Namun beberapa unggahan di media sosial menyebut bahwa benua Antartika sudah ditumbuhi oleh bunga. Benarkah demikian?

Bunga mekar di Antartika

Salah satu akun yang mengabarkan berita mengenai bunga yang mekar di Antartika adalah @dailyloud . Setelah ditelusuri, foto tersebut sejatinya bukan foto bunga yang mekar di Antartika. Foto tersebut diambil di Greenland, bukan Antartika. Namun bukan berarti berita mengenai bunga yang mekar di Antartika ini palsu, ya.

Memang ada beberapa jenis bunga yang bisa tumbuh di Antartika. Hanya ada dua jenis tanaman berbunga asli yang tumbuh di Benua Antartika yakni rumput rambut antartika (Deschampsia antarctica) serta lumut mutiara antartika (Colobanthus quitensis).

Tanaman tersebut bisa tumbuh dan bertahan hidup di kawasan bersuhu ekstrem dengan memanfaatkan kotoran penguin yang kaya nitrogen dan nutrisi untuk tumbuh. Layaknya tanaman pada umumnya, mereka akan tumbuh dengan baik berkat sinar matahari. Karena itu, umumnya mereka akan tumbuh pada musim panas saat suhu Antartika menjadi lebih hangat.

Jadi tanda pemanasan global

Unsplash/Cassie Matias

Mekarnya bunga di Antartika saat bukan musim panas jadi bukti akan efek pemanasan global. Pencairan es di wilayah Antartika akibat peningkatan suhu bumi memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh di sana. Hal ini wajib menjadi perhatian serius, karena dapat mengganggu ekosistem asli yang sudah ada, seperti lumut dan ganggang.

Dilansir dari New Scientist, para ilmuwan mengamati bunga tumbuh lebih cepat di Antartika. Nicoletta Cannone dan rekan-rekannya dari Universitas Insubria, Italia mencatat pertumbuhan tanaman di Pulau Signy, Antartika dari 2009 hingga 2019.

Hasilnya, tanaman tersebut memang tumbuh lebih cepat dan lebih banyak setiap tahun seiring dengan pemanasan iklim. Deschampsia antarctica tumbuh sepanjang 2009-2019 dalam jumlah yang sama banyaknya dengan pertumbuhan selama periode 1960-2009. Selain itu, Colobanthus quitsis tumbuh lima kali lebih banyak dalam rentang waktu yang sama.

Dengan data tersebut, para peneliti setuju bahwa pemanasan global jadi salah satu faktor utama tanaman di Antartika tumbuh lebih cepat. Selain itu ada beberapa faktor lain yang memengaruhi seperti penurunan populasi hewan seperti anjing laut di sana.

Peningkatan suhu bumi juga memungkinkan spesies invasif tumbuh melebihi tanaman asli. Kondisi tersebut dapat mengganggu stabilitas ekosistem dan keanekaragaman hayati di lokasi tersebut.

Editorial Team