ilustrasi anak-anak (pexels.com/Mehmet Turgut Kirkgoz)
Di komunitas yang hidup dalam ketidakpastian ekonomi, anak sering kali dipandang sebagai bentuk investasi masa depan. Keyakinan bahwa “anak membawa rezeki” bukan sekadar mitos, tapi strategi mereka untuk bertahan dan sudah berlangsung turun temurun. Dalam realitas yang minim jaminan sosial, anak dianggap bisa menjadi penopang di masa tua, bukan beban yang harus dipikirkan.
Berbeda halnya dengan mereka yang memiliki support system kuat, seperti asuransi, tabungan pensiun, hingga akses ke fasilitas lansia. Dalam level ekonomi semacam itu, seseorang tidak lagi perlu menggantungkan masa depannya pada keturunan yang mereka miliki. Maka, keputusan untuk tidak punya anak tidak lagi berarti membahayakan hari tua, melainkan menjadi bagian dari perencanaan hidup jangka panjang. Perbedaan ini tidak muncul dari perbedaan nilai hidup, tapi dari sistem pendukung yang tersedia.
Pilihan childfree lebih dikenal dalam lingkaran sosial tertentu, bukan karena hanya mereka yang tertarik, tapi mereka punya ruang untuk mendiskusikan dan mempertimbangkannya secara terbuka. Akses terhadap pendidikan, informasi kesehatan, serta kebebasan dari tekanan sosial membuat kelompok ini lebih akrab dengan konsep tersebut bukan berarti yang lain tidak pernah memikirkannya, hanya saja belum punya kesempatan yang sama untuk mengenal dan mempertimbangkannya secara sadar. Jika setiap orang dari latar sosial mana pun punya hak dan ruang yang sama untuk berpikir kritis, maka pilihan hidup, termasuk soal punya anak atau tidak, bisa benar-benar jadi milik semua orang, bukan hanya segelintir kalangan.
Referensi:
“The Childfree Phenomenon in the Perspective of Generation Z”Jurnal Kesehatan, Sains, dan Teknologi (JAKASAKTI). Diakses pada Juni 2025.
“Menelusuri Jejak Childfree di Indonesia. DataIn BPS. Diakses pada Juni 2025.
“Childfree Phenomenon in Indonesia” Muliya Rizka, Siti dkk. Diakses pada Juni 2025.
“World Population 2025” Worldometers. Diakses pada Juni 2025.
“World Population Indonesia 2025. Diakses pada Juni 2025.
“Overpopulation: Cause and Effect” Population Media Center. Diakses pada Juni 2025.
“Childless or Childfree as the Choice: Solution to Overpopulation or Part of Popular Culture?” Modern Diplomacy. Diakses pada Juni 2025.
Childfree: The Rise of Anti-Natalism in Indonesia". BINUS University. Diakses pada Juni 2025.
"Fenomena Childfree dalam Perspektif Sosiologi Keluarga". Jurnal Harkat: Jurnal Hukum dan Hak Asasi Manusia. Diakses pada Juni 2025.
"Fenomena Childfree Ditinjau dari Perspektif Psikologi Keluarga". Jurnal Soshum Indonesia. Diakses pada Juni 2025.
"Ask HN: Is Anyone Here Happily Childfree?". Hacker News. Diakses pada Juni 2025.
"The Childfree: A Neglected Population". The British Psychological Society. Diakses pada Juni 2025.