Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Pandangan Keliru tentang Childfree, Sering Bikin Salah Paham

ilustrasi perempuan berjalan (pexels.com/@tima miroshnichenko)
Intinya sih...
  • Orang childfree tetap bisa menyayangi anak-anak tanpa harus menjadi orangtua.
  • Keputusan childfree bukan hanya soal karier, tapi juga nilai, kesehatan, dan lingkungan.
  • Kebahagiaan di masa tua bergantung pada lingkungan sosial dan kepuasan hidup, bukan hanya punya anak.

Pernahkah kamu mendengar anggapan kalau orang yang memilih childfree pasti egois? Atau mereka bakal menyesal di masa tua? Keputusan childfree memang masih sering disalahpahami, bahkan dianggap hal yang tabu.

Padahal, setiap orang punya alasan dan pertimbangan sendiri dalam menentukan hidupnya. Pandangan keliru yang beredar sering bikin opini tentang childfree jadi gak akurat. Yuk, simak beberapa pandangan keliru tentang childfree yang perlu diluruskan agar tak terjadi kesalahpahaman!

1. Childfree berarti gak suka anak-anak

ilustrasi perempuan bermain dengan anak kecil (pexels.com/@ivan samkov)

Banyak yang mengira orang childfree otomatis gak suka anak-anak. Padahal, banyak dari mereka yang tetap menyayangi keponakan, anak teman, atau bekerja di bidang yang berhubungan dengan anak-anak. Keputusan childfree lebih tentang pilihan hidup, bukan kebencian terhadap anak.

Seseorang bisa menikmati interaksi dengan anak-anak tanpa harus menjadi orang tua. Childfree bukan berarti anti terhadap keluarga atau perkembangan anak. Mereka hanya memilih jalan hidup yang berbeda sesuai dengan nilai dan prioritasnya.

2. Childfree hanya dipilih oleh orang-orang yang kariernya sibuk

ilustrasi perempuan bekerja (pexels.com/@shvetsa)

Banyak yang berpikir kalau keputusan childfree cuma diambil oleh orang yang sibuk bekerja. Seolah-olah, childfree hanya jadi pilihan bagi mereka yang mengejar karier dan gak mau direpotkan oleh anak. Padahal, alasan seseorang memilih childfree jauh lebih beragam dari sekadar urusan pekerjaan.

Ada yang mempertimbangkan faktor kesehatan, lingkungan, hingga prinsip hidup yang mereka anut. Beberapa orang juga merasa lebih nyaman menjalani kehidupan tanpa anak karena lebih sesuai dengan nilai dan tujuan mereka. Childfree bukan sekadar soal karier, tapi tentang pilihan hidup yang lebih dalam.

3. Orang childfree pasti egois

ilustrasi berkumpul dengan orang tua (freepik.com/author/freepik)

Mitos ini sering muncul karena childfree dianggap menolak tanggung jawab sebagai orang tua. Padahal, banyak alasan childfree yang justru didasarkan pada kepedulian, seperti gak ingin membesarkan anak di lingkungan yang sulit. Mereka juga bisa berkontribusi ke masyarakat dengan cara lain.

Banyak orang childfree yang aktif dalam kegiatan sosial, menjadi mentor, atau merawat orang tua mereka. Keputusan untuk gak punya anak bukan berarti mereka hidup tanpa tanggung jawab. Justru, mereka memiliki kebebasan untuk berkontribusi di bidang yang mereka anggap penting.

4. Childfree pasti akan kesepian dan menyesal di masa tua

ilustrasi orang berkebun (pexels.com/@centre for ageing better)

Banyak yang menganggap anak sebagai jaminan kebahagiaan di hari tua. Faktanya, gak ada yang bisa menjamin seseorang akan merasa bahagia atau kesepian hanya berdasarkan status childfree atau punya anak. Kebahagiaan di masa tua lebih bergantung pada lingkungan sosial, kesehatan, dan kepuasan hidup.

Orang childfree bisa tetap memiliki support system yang kuat dari teman, saudara, atau komunitas. Mereka juga bisa menyiapkan rencana keuangan dan gaya hidup yang sesuai dengan pilihan mereka. Hidup bahagia di masa tua bukan soal punya anak atau gak, tapi bagaimana seseorang membangun kehidupannya.

5. Childfree bertentangan dengan nilai keluarga

ilustrasi pasangan dengan mertua (pexels.com/@ivan samkov)

Banyak yang mengaitkan childfree dengan penolakan terhadap keluarga. Padahal, banyak orang childfree tetap menjalin hubungan baik dengan keluarga dan memiliki kehidupan sosial yang sehat. Childfree adalah pilihan individu, bukan bentuk perlawanan terhadap norma.

Selain itu, peran seseorang dalam keluarga gak selalu diukur dari punya anak atau gak. Ada banyak cara untuk berkontribusi dalam keluarga tanpa harus menjadi orang tua. Setiap individu punya hak untuk menentukan jalan hidupnya tanpa dihakimi oleh pandangan yang belum tentu benar.

Banyak pandangan keliru tentang childfree yang beredar tanpa memahami realitasnya. Keputusan ini diambil berdasarkan banyak faktor yang sifatnya sangat personal. Setiap orang punya hak untuk menentukan pilihan hidupnya tanpa perlu mengikuti ekspektasi orang lain. Yuk, lebih bijak dalam memahami keputusan childfree agar gak terjebak dalam kesalahpahaman!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tiara Merdika
EditorTiara Merdika
Follow Us