Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
hutan hujan Amazon
hutan hujan Amazon (commons.wikimedia.org/Dallas Krentzel)

Ekosistem hutan hujan Amazon yang rimbun di Brasil adalah rumah bagi ribuan spesies hewan, serangga, dan tumbuhan, tapi itu berlaku untuk saat ini. Setiap tahunnya, hutan hujan Amazon mengalami kerusakan dan menyusut. Hutan berusia 10 juta tahun ini sudah ada jauh sebelum manusia, tetapi campur tangan manusia saat ini memaksa kita untuk bertanya: Apa yang akan terjadi jika hutan hujan Amazon musnah sepenuhnya?

Apalagi tidak semua orang punya kesadaran untuk menyelamatkan hutan hujan Amazon, salah satunya mantan presiden Brasil sendiri, Jair Bolsonaro, yang merupakan pendukung kuat deforestasi hutan hujan Amazon. Selama masa jabatannya, ia mendorong deforestasi dalam skala besar. Foto dari tangkapan satelit mengungkapkan bahwa tingkat penebangan pohon di hutan hujan Amazon melonjak lebih dari 90 persen di bawah kepemimpinannya, sebagaimana yang diungkapkan Time.

Jadi semakin terkikisnya pohon-pohon di hutan Amazon, maka semakin sulit bagi ekosistem yang kompleks dan sudah lama ada ini untuk tumbuh kembali. Bentang alam keanekaragaman hayati hutan hujan Amazon saat ini mencakup sekitar 3,2 juta kilometer persegi. Dikutip USA Today, bentang alam ini menampung sekitar seperempat spesies tumbuhan dan hewan di Bumi. Taruhannya sungguh tinggi untuk masa depan manusia tentunya.

1. Bumi akan semakin panas

ilustrasi kenaikan suhu Bumi (pixabay.com/Mohamed Hassan)

Jika kamu membayangkan musnahnya hutan hujan Amazon, kamu pasti berpikir bahwa banyak hewan yang akan kehilangan tempat tinggal, hilangnya tanaman-tanaman penting, dan punahnya serangga. Nah, rupanya semua ini masih belum seberapa, lho. Dampaknya akan memengaruhi Bumi dengan cara yang tidak terlihat langsung.

Misalnya, kamu pasti tidak dapat melihat secara langsung seperti apa 90 miliar ton karbon dioksida yang terkandung di hutan Amazon dari hasil penyerapan karbon dioksida Bumi. Namun, kamu akan merasakannya ketika miliaran ton emisi karbon dioksida tersebut melayang ke atmosfer seiring maraknya penebangan pohon. Alhasil, Bumi akan lebih panas lagi.

Adapun, hutan hujan dapat menyimpan lebih banyak karbon dioksida ketimbang perkiraan tersebut. Earth Innovation Institute melaporkan bahwa pepohonan menyimpan sekitar 100 miliar ton karbon dioksida. Ini akan naik empat kali lipat ketika area tersebut hilang, dan akan melepaskan karbon ke atmosfer. Sebagai perbandingan, nih, manusia mengeluarkan sekitar 40 miliar ton karbon dioksida setiap tahunnya. Nah, pohon-pohon penghasil oksigen di hutan hujan Amazon ternyata menyerap 2 miliar ton karbon dioksida tersebut setiap tahunnya. Jadi akan jauh lebih sulit untuk mengendalikan perubahan iklim tanpa adanya hutan hujan Amazon.

2. Banjir dan kebakaran jadi sering terjadi

kebakaran di hutan Amazon (pixabay.com/Ria Sopala)

Hutan hujan Amazon melembapkan Bumi hingga dirasakan di seluruh benua lain. Artinya, hutan hujan Amazon mendinginkan udara yang kita rasakan saat ini. Seperti yang diperingatkan oleh Ricardo Galvão, mantan pemantau deforestasi Brasil, "Jika Amazon musnah, mustahil untuk mengendalikan pemanasan global," sebagaimana yang dikutip Time.

Nah, dengan ditebangnya banyak pohon dan tanaman di hutan hujan Amazon, maka kecil kemungkinannya untuk menyerap curah hujan. Hutan itu mirip seperti spons yang bisa menyerap air. Itu sebabnya, Brasil akan lebih rentan mengalami banjir. Adapun, banjir bandang sendiri rupanya meningkat lima kali lipat dalam beberapa dekade terakhir. Pada tahun 2014, banjir bandang terjadi di Rio Grande do Sul, Brasil, dan menewaskan 184 orang, seperti yang dikutip lembaga COP30.

Di samping itu, kebakaran juga menjadi ancaman bagi hutan Amazon. Statista melaporkan bahwa hutan Amazon mengalami ratusan ribu kebakaran setiap tahunnya. Banyak dari kebakaran ini dilakukan secara sengaja untuk pembukaan lahan dan merusak hutan hujan Amazon. Pada tahun 2021, lebih dari 150.000 kebakaran menghanguskan hutan hujan Amazon. Dikutip Britannica, kebakaran ini juga meningkatkan kadar karbon dioksida di udara, sehingga membuat planet kita semakin panas setiap kali terjadi kebakaran.

3. Masyarakat adat di Amazon akan kehilangan tempat tinggal dan kebutuhan hidup lainnya

suku di Amazon (commons.wikimedia.org/Walter Ernest)

Amazon juga merupakan rumah bagi manusia. Ada 400 hingga 500 suku atau masyarakat adat yang tinggal di hutan hujan Amazon. Nah, jika hutan hujan Amazon musnah karena kerusakan tersebut, kehidupan suku-suku ini juga akan terancam.

Penduduk asli Amazon ini akan kehilangan lahan pertanian yang menopang kehidupan mereka. Akibatnya mereka akan kesulitan mencari makanan. Selain itu, mereka tidak bisa lagi menjelajahi hutan hujan Amazon yang menyediakan makanan, air, dan bahan bangunan.

Pada tahun 2020, wilayah Amazon di Brasil kehilangan 1,7 juta hektar lahan hutan lainnya, menurut Statista. Faktanya, Brasil adalah negara yang mengalami kehilangan hutan terbanyak pada tahun 2020 dengan selisih yang sangat besar, karena penebang liar memanfaatkan wabah COVID-19 untuk memanen pohon-pohon yang melimpah.

Tanah di Brasil dijual secara ilegal, dan ini terjadi secara terus-menerus. Mereka pun bebas menebang pohon, memangkas tanaman unik dan langka, serta memburu hewan endemik untuk membangun pertanian atau desa.

4. Hutan hujan Amazon akan berubah menjadi sabana

deforestasi di hutan Amazon (commons.wikimedia.org/Erick Caldas Xavier)

Kekeringan di musim kemarau ternyata merusak hutan hujan Amazon. Nah, karena semakin banyak yang hancur, kehidupan tanaman unik dan langka yang masih tersisa kemungkinan akan punah juga. Hal itu juga disayangkan karena penelitian telah menunjukkan bahwa hutan hujan Amazon sebenarnya sangat tangguh, dan akan tumbuh kembali dengan kehidupan yang baru jika tidak diganggu manusia untuk beberapa waktu.

Jika tidak diberi waktu untuk pulih, dan lahan di sekitarnya terus mengalami deforestasi, hutan hujan Amazon justru akan semakin kering. Siklus berulang ini tidak dapat dipertahankan Amazon selamanya. Sebab, penelitian telah menunjukkan bahwa ketahanan hutan hujan Amazon menurun seiring dengan ukurannya.

Seperti apa hutan hujan Amazon nantinya ketika pohon-pohon yang tersisa dibakar atau ditebang sampai habis? Nah, ketika pohon dan tanaman terakhir di hutan hujan Amazon hilang, serta hewan-hewan terakhir dibunuh atau diusir dari habitatnya, maka ada banyak kehidupan yang akan punah.

Banyak hewan yang akan punah tanpa habitat hutan hujan mereka di Amazon. Ada begitu banyak jutaan spesies di Amazon. Para ilmuwan bahkan belum menemukan semuanya, lho. Mungkin juga tidak akan pernah ditemukan jika hutan hujan Amazon musnah.

Namun, jika hutan hujan Amazon musnah, ia akan berubah menjadi sabana. Alih-alih hutan yang rimbun dan basah, Amazon akan kering dan tandus, dengan sedikit pohon dan tanaman yang mampu bertahan hidup di tanah yang kekurangan nutrisi. Pada dasarnya, Amazon yang musnah akan menjadi lingkungan yang bertolak belakang dengan Amazon saat ini.

5. Hilangnya obat ajaib yang tersembunyi di hutan hujan Amazon

Burung mackaw di hutan hujan Amazon (commons.wikimedia.org/Bara Tumova)

Dikutip The New York Times, jika Amazon menjadi sabana, ia mungkin tidak akan pernah kembali menjadi hutan hujannya seperti dulu, dan mungkin tidak selama berabad-abad setelahnya. Laju kerusakan hutan hujan Amazon yang semakin cepat telah mengakibatkan hilangnya sekitar 17 persen hutan hujan Amazon hanya dalam 50 tahun terakhir.

Hilangnya Amazon berarti hilang pula obat-obatan yang berpotensi menyelamatkan kehidupan manusia. Pasalnya, tumbuhan, hewan, dan mineral mengandung zat kimia yang dapat menjadi obat untuk sejumlah penyakit. Namun, jika spesies tersebut menghilang sebelum para ilmuwan bisa mempelajari potensi efeknya, kita tidak akan pernah tahu obat atau pengobatan apa yang mungkin kita lewatkan. Sebagai contoh, seperti yang dilansir Reuters, sebagian besar pengobatan kanker yang kita miliki saat ini awalnya ditemukan pada tumbuhan atau mineral. Dalam studi terhadap sekitar 2.200 sampel tanaman di hutan hujan Amazon, 70 di antaranya terbukti memiliki khasiat mengecilkan tumor.

6. Hutan hujan Amazon akan kehilangan banyak sumber daya

hutan hujan Amazon (commons.wikimedia.org/Chris Parker)

Obat malaria juga ditemukan di hutan hujan Amazon. Dikutip Science, hal ini sangat penting karena generasi ilmuwan selanjutnya sedang mencari obat baru sebelum wabah epidemi atau pandemi berikutnya terjadi pada manusia. Pasalnya, ada 400 spesies tumbuhan per hektar di hutan hujan Amazon. Oleh sebab itu, para ilmuwan punya tugas yang harus segera diselesaikan sebelum deforestasi hutan hujan Amazon kembali menggerus tanaman langka di sana.

Pada tahun 2030, seperti yang dilaporkan Time, lebih dari seperempat hutan hujan Amazon tidak akan memiliki pohon sama sekali. Sebab, manusia telah menebang pohon seukuran Texas di Amazon Brasil. Konsekuensinya, hutan hujan Amazon kesulitan untuk pulih dari jahatnya deforestasi.

Perubahan iklim semakin nyata dan dirasakan di seluruh dunia. Hal ini diperparah dengan kerusakan ekologis yang dilakukan manusia. Itu sebabnya, berbagai bencana datang silih berganti di seluruh dunia, termasuk di hutan hujan Amazon itu sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team