Perayaan hari orang mati (commons.wikimedia.org/Yael Bonilla)
Aztec menggunakan tengkorak untuk menghormati orang mati sudah dilakukan sejak sebelum masehi, bahkan jauh sebelum adanya perayaan hari orang mati diadakan. Tengkorak menjadi simbol kunci untuk merayakan tradisi tahunan ini yang sudah dilaksanakan selama lebih dari enam abad.
Tentu ini bertujuan untuk menghormati dan berkomunikasi dengan mereka yang telah meninggal. Upacaranya ketika tengkorak dilumuri tanah liat yang dicat, dihiasi bulu, kertas timah dan lapisan gula tertulis nama mendiang di dahi tengkorak.
Setelah Spanyol menaklukan Kekaisaran Aztec pada abad 16, ada perubahan budaya dalam perayaan orang mati dengan memindahkannya ke tanggal Katolik yang sekaligus untuk memperingati hari semua orang kudus dan hari semua jiwa setiap tanggal 1 dan 2 November. Perpaduan ini berlangsung hingga dewasa ini di Meksiko modern.
Cara merayakan tradisi hari orang mati di era modern. Orang-orang akan membangun altar di rumah mereka dengan ofrendas yakni persembahan untuk jiwa orang yang mereka cintai. Lilin menyalakan foto mendiang dan barang-barang yang ditinggalkan.
Kemudian, keluarga akan membaca surat, puisi, menceritakan andekdot dan melontarkan lelucon tentang orang mati. Persembahan seperti tamale, cabai, tequila dan pan de muerto. Dilengkapi bunga cempasuchil dan marigold aromanya kuat membimbing jiwa pulang.
Bangsa Aztec percaya bahwa pengorbanan manusia adalah cara paling ampuh untuk mendapat anugrah kehidupan. Dipercaya bahwa pengorbanan orang memberi makan pada dewa baik untuk memberi mereka kekuatan untuk melawan dewa yang jahat. Dua dewa penting yang disembah orang Aztec yakni Tlaloc dan Huitzilopochtli.