Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Terjawab Sudah, Inilah 11 Alasan Mengapa Suku Aztec Menghilang

history.com

Pada abad ke-15, ada 25 juta orang yang tinggal di Kekaisaran Aztec. Tetapi 100 tahun kemudian, hanya ada 1 juta yang tersisa. Apa yang terjadi pada suku Aztec? Salah satunya adalah adanya penjajah Spanyol, tapi ada juga wabah Eropa yang menelan banyak korban.

Namun itu masih menjadi misteri besar tentang hilangnya suku Aztec, kemudian baru-baru ini, penemuan akhirnya memberi sedikit jawaban. Jadi inilah kebenaran mengerikan,  mengapa suku Aztec menghilang.

1. Conquistador yang menaklukan Aztec

secrant.com

Pada masa itu, Eropa sangat ingin menguasai dunia. Menurut History, orang Eropa pertama yang mengincar Meksiko adalah Francisco Hernandez de Córdoba, yang tiba pada tahun 1517 dengan tiga kapal beserta 100 orang. Ia pun memberitahu pemerintah di Kuba tentang apa yang dia lihat. Gubernur Kuba menanggapinya dengan mengirimkan pasukan yang lebih besar ke Meksiko, di mana mereka ingin menaklukkan wilayah itu.

Pada November 1519, Hernán Cortés yang memimpin ekspedisi itu berhasil menemukan Kekaisaran Aztec. Dia disambut sebagai tamu terhormat. Ia dan pasukannya membuat rencana jahat untuk menaklukkan wilayah itu dengan menyingkirkan semua orang yang berkuasa di sana. Itu mengapa Penguasa Aztec, Montezuma meninggal dengan "keadaan misterius." Dan mungkin ada kaitannya dengan rencana jahat Cortés dan pasukannya. 

Tetapi pada 1520, Cortés sempat meninggalkan ibu kota Aztec, Tenochtitlan, yang pada saat itu adalah salah satu kota terbesar di dunia. Menurut Ancient Origins, di momen itulah suku Aztec mengambil kesempatan untuk memberontak, dan pada saat Cortés telah kembali, suku Aztec berhasil memulihkan wilayahnya lagi. Cortés pun tidak mau kalah begitu saja, dia mulai merencanakan penguasaan kembali untuk menaklukkan kota itu.

Dia menjalin aliansi dengan suku-suku lokal, mengumpulkan pasukan, membangun kapal untuk melintasi Danau Texcoco, dan pada Mei 1521, dia memulai aksinya. Dan setelah pengepungan selama 93 hari, kota Aztec jatuh ke Spanyol untuk kedua kalinya.

2. Adanya epidemi yang mengerikan

pbs.org

Ketika para penjajah mengambil alih kota Tenochtitlan, salah satu kunci kemenangan mereka adalah wabah cacar. Kota Aztec jatuh hanya dalam waktu 93 hari, dan sebagian besar berkat adanya epidemi yang melanda populasi Aztec. Cacar muncul di Amerika Selatan karena Spanyol, tetapi itu bukan satu-satunya penyakit yang mereka bawa. Para penjajah juga menyebarkan campak kepada suku Aztec. Tapi cacarlah yang menelan banyak korban. 

Menurut PBS, epidemi cacar menyebar ke ibu kota Aztec dari pantai Meksiko, yang akhirnya mengurangi populasi Tenochtitlan hingga 40 persen. Cacar membunuh kira-kira 1/3 dari orang yang terinfeksi, tetapi bahkan lebih buruk dari itu. Sepertiga korban cacar lainnya mengalami kebutaan permanen, yang akhirnya mengganggu efektivitas perangnya.

Cacar adalah penyakit yang mengerikan di Eropa, tetapi itu menjadi sangat buruk bagi suku Aztec karena tidak ada seorang pun di benua itu yang pernah terpapar virus, dan oleh karena itu mereka tidak memiliki kekebalan alami terhadapnya, juga tidak memiliki obatnya.

3. Penyakit yang tidak diketahui penyebabnya

wikipedia.org
wikipedia.org

Cacar memang menghancurkan suku Aztec, tetapi itu bukanlah akhir dari mereka. Secara historis, Aztec kembali diserang penyakit yang disebut "cocoliztli." Penyakit itu bertanggung jawab atas kematian tujuh sampai 17 juta orang di Amerika Selatan. Penyakit ini menyebar melalui Meksiko dan Guatemala pada akhir abad ke-16, beberapa dekade setelah penaklukan Cortés atas Tenochtitlan.

Menurut The Guardian, penyakit itu menewaskan 80 persen dari populasi dalam lima tahun, dan itu adalah salah satu wabah terburuk dalam sejarah, serupa dengan wabah pes yang menewaskan 25 juta orang di Eropa selama abad ke-14. 

4. Ilmuwan sempat mengalami kesulitan menentukan penyebabnya

alternatehistory.com
alternatehistory.com

Epidemi cocoliztli pertama terjadi pada 1545, termasuk menyerang desa Mixtec di Oaxaca, di mana para peneliti menemukan kerangka yang diyakini sebagai korban pertama terjadinya penyakit ini. Wabah kedua melanda pada tahun 1576. Menurut The Guardian, epidemi kedua menewaskan setengah dari populasi yang masih hidup di kawasan itu. 

Pada tahun 2006, penelitian yang diterbitkan dalam FEMS Microbiology Letters memeriksa data sensus dari tahun 1570 dan 1580, dan mereka menemukan hilangnya populasi sebesar 51,36 persen yang cukup mencengangkan dalam periode yang sangat singkat. Penelitian ini juga menentukan bahwa epidemi dimulai di lembah-lembah Meksiko tengah, dan meskipun kerugiannya besar pada populasi asli, populasi Spanyol hampir tidak terpengaruh sama sekali.

Penelitian ini mengidentifikasi bahwa cocoliztli kemungkinan penyebab keruntuhan suku Aztec. Namun peneliti tidak tahu pasti jenis patogen seperti apa yang menyebabkan penyakit cocoliztli. 

5. Gejala Cocoliztli membuat penderitanya amat menderita

culturacolectiva.com
culturacolectiva.com

Cocoliztli membuat bingung para ilmuwan sejak lama, terutama karena gejalanya tidak sesuai dengan penyakit yang diketahui. Menurut The Atlantic, beberapa ilmuwan menduga kalau itu adalah demam berdarah, mirip dengan Ebola atau demam kuning. Yang lainnya mengira mungkin penyakit itu disebarkan oleh tikus, seperti wabah pes. 

Biarawan Fransiskan Fray Juan de Torquemada, yang menyaksikan langsung epidemi itu, menggambarkan kalau demam itu menular. Dia pun menjelaskan gejala-gejala spesifiknya seperti, lidah yang kering dan menghitam. Rasa haus yang luar biasa. Urin berwarna hijau tanaman, dan hitam, kadang-kadang warnanya berubah menjadi pucat. Mata dan seluruh tubuh berwarna kuning. Tahap ini diikuti oleh delirium dan kejang.

Kemudian, nodul yang menyakitkan muncul di belakang salah satu atau kedua telinga bersamaan dengan sakit jantung, sakit dada, sakit perut , tremor, kegelisahan hebat, dan disentri. Kematian biasanya terjadi pada hari keempat.

6. Peneliti akhirnya tahu apa penyebab cocoliztli

mxcity.mx
mxcity.mx

Akhirnya para ilmuwan mengetahui apa itu cocoliztli. Ia merupakan bentuk Salmonella enterica. Menurut The Atlantic, para ilmuwan akhirnya sampai pada kesimpulan ini setelah mereka memeriksa DNA dalam 11 kerangka berbeda yang ditemukan di kuburan desa Mixtec di Meksiko selatan.

Dengan memanfaatkan gigi untuk mengidentifikasi patogen. Gigi dipilih karena bagian dalamnya penuh dengan jaringan lunak dan pembuluh darah, dan setiap patogen akan tetap ada setelah kematian seseorang, karena ia dilindungi enamel keras di bagian luar gigi untuk menghindari pembusukan.

Para peneliti mengurutkan semua DNA yang bisa mereka temukan di setiap sampel, dan kemudian menggunakan data itu untuk menghasilkan daftar bakteri yang ada di gigi. Salmonella enterica adalah patogen yang terus mereka temukan. 

7. Bakteri ini tidak sama dengan bakteri lain

dailymail.co.uk
dailymail.co.uk

Pada abad ini, wabah Salmonella biasanya terdapat dimakanan yang terkontaminasi, dan biasanya juga sangat cepat diidentifikasi. Gejala-gejalanya juga cenderung ringan, setidaknya dibandingkan dengan gejala-gejala yang ada pada cocoliztli waktu itu

Atlantic mengungkapkan, mungkin saja praktik pertanian gaya Spanyol waktu itu berkontribusi pada penyebaran penyakit, sehingga wabah serupa tidak mungkin terjadi hari ini, karena kita hidup dalam sistem pertanian yang diatur secara ketat, dan jauh lebih mudah untuk mencegah wabah Salmonella.

Lagi pula, jenis Salmonella yang membunuh Aztec tidak sama seperti yang ada di pabrik pengepakan daging dan peternakan ayam. Ini adalah subset yang disebut Paratyphi C, yang mirip dengan tipe modern langka dan memiliki tingkat kematian 10 hingga 15 persen. Paratyphi C menyebabkan demam enterik yang hampir identik dengan tipus, itulah sebabnya banyak ilmuwan pernah percaya bahwa cocoliztli dan tipus adalah hal yang sama.

8. Mungkin ada virus lain yang memperburuk cocoliztli

animalpolitico.com
animalpolitico.com

Menurut The Atlantic, ada kemungkinan bahwa ada penyakit lain yang memperburuk Salmonella, atau bahkan Salmonella memperburuk beberapa penyakit lain yang belum teridentifikasi. Para peneliti hanya bisa mengidentifikasinya melalui DNA yang ada di gigi, tetapi beberapa virus memang tidak memiliki DNA, tapi memiliki RNA.

9. Eropa bukanlah penyebab munculnya penyakit ini

elconfidencial.com

Kematian yang begitu dahsyat pada suku Aztec akibat cocoliztli, nyatanya tidak berpengaruh pada orang Spanyol yang tinggal di daerah itu, banyak yang berspekulasi bahwa wabah itu berasal dari Eropa. Tapi tidak semua orang setuju. Francisco Guerra, yang menulis sebuah makalah penelitian tentang obat-obatan Aztec, mengatakan ada kemungkinan bahwa epidemi mungkin sudah ada sebelum kedatangan para penjajah.

Menurut Europe PMC, itu terbukti bahwa epidemi berkontribusi pada migrasi pertama ke Meksiko, dan epidemi mungkin berkontribusi pada jatuhnya kerajaan Tula, yang mendahului bangsa Aztec. Beberapa epidemi terdengar mirip dengan cocoliztli di era pasca-Eropa, dan beberapa bahkan disebut "cocoliztli" juga, meskipun istilah ini awalnya digunakan untuk menggambarkan penyakit epidemi secara umum dan bukan sesuatu yang spesifik.

10. Suku Aztec mengalami kekeringan panjang

youtube.com
youtube.com

Aztec tidak saja diserang epidemi cocoliztli, tetapi mereka juga mengalami musim kemarau yang panjang. Akibatnya, suku Aztec tidak dapat menanam sumber makanan yang cukup untuk para penduduk yang tersisa. 

Menurut sebuah studi tahun 2002 yang diterbitkan dalam Emerging Infectious Diseases, bukti cincin-pohon menunjukkan bahwa dua epidemi cocoliztli bertepatan dengan kekeringan terburuk di Amerika Utara dalam kurun waktu 500 tahun, yang membentang jauh dari Meksiko ke hutan boreal Kanada dan dari pantai Pasifik ke Atlantik. Kekeringan kemungkinan membuat epidemi menjadi lebih buruk.

11. Sebenarnya, suku Aztec tidak benar-benar menghilang

pinterest.com
pinterest.com

Sebenarnya, suku Aztec tidak sungguh-sungguh menghilang. Ya, memang benar mereka ditaklukkan oleh para penjajah, dan memang benar mereka kehilangan sebagian besar populasi karena penyakit, tetapi hampir setiap bencana mengerikan selalu ada beberapa orang yang selamat.

Menurut Yahoo! News, pada tahun 2017, para arkeolog di Meksiko menemukan sisa-sisa tempat tinggal orang-orang Aztec kelas atas setelah penaklukan Spanyol. Para ilmuwan yang menemukan tempat tinggal itu mengatakan bahwa kemungkinan besar orang-orang yang tinggal di sana adalah keturunan generasi pertama dan kedua dari warga Tenochtitlan.

Saat ini ada 1,5 juta Nahua (keturunan suku Aztec) yang tinggal di komunitas kecil di pedesaan Meksiko. Kebanyakan dari mereka adalah petani dan pengrajin, dan sebagian besar dari mereka menganut agama Kristen. Mereka masih mengikuti cara lama Aztec, salah satunya mewarisi obat tradisional dan mengorbankan ayam untuk menjadi tumbal. 

Ternyata penjajahan dan wabah penyakit sangat mungkin menguras populasi suatu wilayah, tak terkecuali suku Aztec. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Amelia Solekha
EditorAmelia Solekha
Follow Us