potret Pembangkit Listrik Geotermal Krafla di Islandia (commons.wikimedia.org/Villy Fink Isaksen)
Tentunya ada beberapa manfaat yang ditawarkan energi geotermal, baik ketika dimanfaatkan secara langsung atau dijadikan sumber pembangkit listrik. BBC melansir bahwa energi geotermal termasuk sumber energi terbarukan yang jumlahnya melimpah dan jauh lebih awet ketimbang energi fosil yang terus berkurang. Energi geotermal juga tak banyak meninggalkan sisa karbon yang merusak lingkungan sehingga lebih bersahabat untuk lingkungan sekitar.
Selain itu, energi geotermal tidak tergantung pada musim yang membuat jenis pembangkit listrik ini mampu bekerja sepanjang tahun. National Geographic menyebut kalau ukuran fasilitas pembangkit listrik geotermal terbilang kecil karena hanya butuh lahan sekitar 1.046 km persegi untuk menghasilkan 1 GWh (gigawatt per jam). Padahal, jenis pembangkit listrik lain butuh lahan yang lebih besar untuk menghasilkan daya yang sama. Misalnya, pembangkit listrik tenaga angin butuh lahan 3.458 km persegi, pembangkit listrik tenaga solar butuh 8.384 km persegi, dan pembangkit listrik batu bara butuh 9.433 km persegi.
Meski terlihat menjanjikan, ada beberapa tantangan atau kekurangan yang dimiliki energi geotermal kalau kita mau memanfaatkannya sebagai pembangkit listrik secara luas. Sekalipun hanya butuh lahan yang relatif kecil, biaya untuk membangun satu pembangkit listrik geotermal itu terbilang masih mahal di awal. Selain itu, tidak semua lokasi di permukaan Bumi bisa dibangun pembangkit listrik geotermal. Hanya wilayah yang dekat dengan lempeng tektonik saja yang mampu memanfaatkan energi ini secara maksimal.
Terakhir, proses pembuatan pembangkit jenis ini berpotensi menimbulkan bencana alam. Karena prosesnya yang butuh menggali tanah sampai beberapa km, pembangunan pembangkit listrik geotermal berpotensi memicu pergerakan seismik atau gempa bumi skala kecil. Tak hanya itu, ada pula kekhawatiran kalau jenis pembangkit ini turut memicu penurunan permukaan tanah di atas sampai menghancurkan jalur pipa bawah tanah dan struktur bangunan karena bagian tanah di bawah yang digali berpotensi runtuh ketika proses penggalian.
Sejak awal kemunculan manusia, Bumi memang tak pernah berhenti menawarkan berbagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan manusia. Bahkan, panas di dalam tanah yang seharusnya merupakan proses alami yang dilakukan Bumi pun dapat manusia “taklukkan” supaya memudahkan kegiatan sehari-hari. Meski ada sejumlah tantangan kalau ingin dijadikan pembangkit listrik, faktanya energi geotermal secara dasar sudah sangat berjasa bagi manusia untuk memberi tempat tinggal, makanan yang bersih dan sehat, serta kenyamanan yang dapat dirasakan langsung oleh tubuh.