5 Fakta Great Zimbabwe, Kompleks Batu yang Pernah Jadi Pusat Kerajaan

Great Zimbabwe bukan cuma reruntuhan batu biasa. Di balik dinding batu setebal dua meter itu, tersimpan sejarah megah dari kerajaan Zimbabwe yang pernah menguasai jalur perdagangan emas dan gading. Selain dikenal karena arsitekturnya, kota ini juga terkenal karena perannya sebagai pusat kekuasaan dan ekonomi yang besar di zamannya.
Dibangun oleh nenek moyang suku Shona, Great Zimbabwe berkembang menjadi pusat yang ramai antara abad ke-13 hingga ke-15. Dari Great Enclosure yang monumental hingga peran strategisnya dalam perdagangan, kota ini punya banyak cerita untuk diungkap. Yuk, kenal lebih dekat dengan 5 fakta tentang Great Zimbabwe!
1. Struktur batu terbesar di Afrika Selatan Prakolonial
Great Zimbabwe dikenal sebagai struktur batu terbesar di Afrika selatan sebelum masa kolonial, dan sisa-sisa bangunannya masih membuat para arkeolog terpukau hingga hari ini. Salah satu bangunan paling ikonik dari situs ini adalah Great Enclosure, yang dibangun tanpa menggunakan semen atau perekat apapun.
Melansir laman heritagedaily, Great Enclosure ini memiliki panjang 820 kaki atau sekitar 250 meter dan tinggi 36 kaki atau sekitar 11 meter, yang menjadikannya sebagai bangunan terbesar di selatan Gurun Sahara. Arsitektur ini memakai teknik batu kering, di mana batu-batu disusun rapi tanpa bahan pengikat tapi tetap kokoh berdiri selama berabad-abad.
2. Berfungsi sebagai ibu kota Kerajaan Zimbabwe
Great Zimbabwe dulunya merupakan ibu kota dari Kerajaan Zimbabwe yang berkembang pesat selama Zaman Besi Akhir. Situs ini dibangun oleh Gokomere, yang merupakan nenek moyak suku Shona di masa kini. Mengutip worldatlas, sejarawan Zimbabwe David Beach mengatakan, Kerajaan Zimbabwe makmur antara tahun 1200 hingga 1500.
Sebagai pusat kekuasaan politik dan ekonomi, kota ini memainkan peran penting dalam mengatur perdagangan regional dan internasional. Jaringan perdagangannya sangat luas, menjangkau Timur Tengah hingga Asia, yang menunjukkan betapa terhubungnya Afrika dengan negara lain saat itu.
3. Pusat perdagangan emas dan gading
Pada masa kejayaannya, Great Zimbabwe dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan paling penting di benua Afrika. Kota ini memainkan peran besar dalam perdagangan emas dan gading, dua komoditas yang sangat dihargai di pasar internasional.
Emas ditambang dari wilayah sekitar dan dibawa ke kota untuk kemudian diperdagangkan melalui jalur-jalur yang menghubungkan pedalaman Afrika dengan pelabuhan pesisir seperti Kilwa Kisiwani. Melansir heritagedaily, manik-manik kaca dari Persia, porselen dari Cina, hingga koin dari Arab menjadi bukti perdagangan di Great Zimbabwe.
4. Dapat menampung populasi yang banyak
Salah satu hal yang mencolok dari Great Zimbabwe adalah dapat menampung populasi yang besar untuk ukuran kota kuno. Mengutip jurnal National Library of Medicine, di masa puncaknya, kota ini dihuni oleh sekitar 20.000 orang yang tersebar di area seluas 2,9 kilometer persegi. Angka ini setara dengan 40% dari total area kompleks.
Namun, data arkeologi dan studi lingkungan menunjukkan bahwa selama hampir 800 tahun pendudukannya, populasi rata-rata kemungkinan lebih rendah—sekitar 10.000 orang. Hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya alam yang terbatas dan tantangan lingkungan seperti kekeringan atau kelelahan tanah.
5. Kemunduran kota ini dipengaruhi berbagai faktor
Kejayaan Great Zimbabwe memang luar biasa, tapi seperti banyak peradaban besar lainnya, kota ini juga mengalami masa-masa sulit yang akhirnya membawa kehancuran. Di abad ke-15, sumber daya seperti tambang emas dan kayu untuk bahan bangunan mulai menipis, menyulitkan penduduk dalam memenuhi kebutuhan harian.
Penggundulan hutan dan kekeringan yang berkepanjangan semakin memperparah keadaan, menyebabkan krisis air dan pangan. Selain itu, posisi strategis perdagangan kota ini mulai terpinggirkan karena jalur perdagangan utama bergeser ke wilayah lain di utara. Semua tekanan ini, ditambah dengan kelebihan populasi, membuat kota ini ditinggalkan sekitar tahun 1450.
Dari arsitekturnya yang megah hingga perannya sebagai pusat perdagangan global, kota ini menunjukkan bahwa Afrika memiliki sejarah urbanisasi dan perdagangan yang tak kalah dengan dunia lain. Meski akhirnya runtuh karena tekanan lingkungan dan sosial, warisan Great Zimbabwe tetap hidup dalam kebanggaan budaya Shona dan sejarah Afrika.