Bagi kamu yang belum tahu, hujan asam dapat merusak patung, membunuh ikan, dan merusak tanaman atau pepohonan di hutan. Akan tetapi apa sebenarnya hujan asam itu? Menurut Environmental Protection Agency (EPA) atau Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat, hujan asam adalah istilah untuk berbagai jenis presipitasi yang mengandung asam dan jatuh ke tanah, baik sebagai hujan, salju, kabut, hujan es, atau debu. Nah, jadi meskipun namanya hujan asam, bentuknya tidak harus hujan, tapi banyak jenisnya.
Hujan yang membasahi Bumi sebenarnya mengandung sedikit asam karena karbon dioksida di atmosfer bercampur dengan air untuk membentuk asam karbonat. Hujan biasa memiliki pH 5,6—6, sementara hujan asam memiliki pH 4,2—4,4. Skala pH digunakan untuk mengukur kadar keasaman dan alkalinitas. Jadi jika pH-nya lebih rendah, maka tingkat asamnya pun lebih tinggi.
Asam biasanya terdiri dari asam nitrat atau asam sulfat. Hujan asam terjadi ketika sulfur dioksida atau nitrogen oksida dilepaskan ke atmosfer. Bahan kimia ini kemudian bereaksi dengan oksigen, air, dan bahan kimia lainnya untuk membentuk asam nitrat atau asam sulfat. Asam tersebut kemudian bergabung dengan air atau debu sebelum jatuh ke tanah.
Jika bercampur dengan air dan jatuh sebagai hujan, salju, kabut, atau hujan es, ini dikenal sebagai deposisi basah. Asam juga dapat langsung jatuh pada permukaan atau berinteraksi dengan bahan kimia untuk membentuk partikel yang lebih besar. Ini dikenal sebagai deposisi kering. Nah, pertanyaannya, apakah hujan asam masih terjadi?