5 Fakta Hujan Asam, Ditemukan sejak Abad ke-19

Bagi kamu yang belum tahu, hujan asam dapat merusak patung, membunuh ikan, dan merusak tanaman atau pepohonan di hutan. Akan tetapi apa sebenarnya hujan asam itu? Menurut Environmental Protection Agency (EPA) atau Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat, hujan asam adalah istilah untuk berbagai jenis presipitasi yang mengandung asam dan jatuh ke tanah, baik sebagai hujan, salju, kabut, hujan es, atau debu. Nah, jadi meskipun namanya hujan asam, bentuknya tidak harus hujan, tapi banyak jenisnya.
Hujan yang membasahi Bumi sebenarnya mengandung sedikit asam karena karbon dioksida di atmosfer bercampur dengan air untuk membentuk asam karbonat. Hujan biasa memiliki pH 5,6—6, sementara hujan asam memiliki pH 4,2—4,4. Skala pH digunakan untuk mengukur kadar keasaman dan alkalinitas. Jadi jika pH-nya lebih rendah, maka tingkat asamnya pun lebih tinggi.
Asam biasanya terdiri dari asam nitrat atau asam sulfat. Hujan asam terjadi ketika sulfur dioksida atau nitrogen oksida dilepaskan ke atmosfer. Bahan kimia ini kemudian bereaksi dengan oksigen, air, dan bahan kimia lainnya untuk membentuk asam nitrat atau asam sulfat. Asam tersebut kemudian bergabung dengan air atau debu sebelum jatuh ke tanah.
Jika bercampur dengan air dan jatuh sebagai hujan, salju, kabut, atau hujan es, ini dikenal sebagai deposisi basah. Asam juga dapat langsung jatuh pada permukaan atau berinteraksi dengan bahan kimia untuk membentuk partikel yang lebih besar. Ini dikenal sebagai deposisi kering. Nah, pertanyaannya, apakah hujan asam masih terjadi?
1. Bagaimana hujan asam bisa terjadi?
Hujan asam terjadi setiap kali sulfur dioksida atau nitrogen oksida dilepaskan ke atmosfer. Hal ini dapat terjadi karena faktor alam, seperti letusan gunung berapi atau pembusukan sayuran. Di samping itu, bencana hantaman asteroid atas kepunahan dinosaurus pada 65,5 juta tahun yang lalu juga menjatuhkan sulfur trioksida ke udara dan menyebabkan hujan asam, seperti yang dijelaskan Live Science.
Namun, penyebab utama hujan asam saat ini adalah pembakaran bahan bakar fosil untuk aktivitas manusia. Selain itu, polusi kendaraan, pabrik, dan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara menjadi faktor utama mengapa hujan asam bisa terjadi. Pembangkit listrik bertenaga bahan bakar fosil juga bertanggung jawab atas dua pertiga emisi sulfur dioksida dan seperempat emisi nitrogen oksida, sebagaimana yang dikutip US Environmental Protection Agency (EPA) atau Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat.
Tak hanya itu, sumber utama terjadinya hujan asam adalah aktivitas kilang minyak. Polusi dari kilang ini akan tertiup angin dan menyebabkan hujan asam sejauh ratusan mil. Ini berarti, hujan asam tidak hanya jatuh di dekat sumber polutan, tetapi tersebar ke mana-mana dan menjadi masalah bagi lingkungan dan manusia.