Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perbedaan Hujan Asam dan Hujan Biasa, Apa Saja?

ilustrasi hujan (unsplash.com/michael podger)
ilustrasi hujan (unsplash.com/michael podger)
Intinya sih...
  • Hujan biasa adalah bagian alami dari siklus air Bumi dengan pH sekitar 5,6 dan tidak berbahaya.
  • Hujan asam memiliki pH yang jauh lebih rendah, antara 4,0 dan 4,5, terbentuk dari polutan buatan manusia seperti sulfur dioksida dan nitrogen oksida.
  • Dampak lingkungan hujan asam lebih parah daripada hujan biasa, merusak ekosistem perairan, hutan, tanah, serta bangunan dan infrastruktur.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ada beberapa fenomena lingkungan yang tampak serupa tetapi memiliki perbedaan yang signifikan. Salah satu contohnya adalah hujan asam dan hujan biasa. Kedua jenis hujan ini terjadi secara alami, tetapi keduanya berbeda dalam komposisi kimia dan dampak lingkungannya. Memahami perbedaan ini sangat penting untuk memahami bagaimana aktivitas manusia memengaruhi pola cuaca dan lingkungan.

Berikut ini kita akan membahas apa perbedaan dari hujan asam dan hujan biasa.

1. Apa itu hujan biasa

ilustrasi hujan (pixabay.com/tatlin)
ilustrasi hujan (pixabay.com/tatlin)

Hujan biasa adalah bagian alami dari siklus air Bumi. Hujan terjadi saat uap air di atmosfer mengembun menjadi tetesan yang jatuh ke tanah sebagai presipitasi. Dalam bentuknya yang paling murni, air hujan memiliki pH yang sedikit asam, yaitu sekitar 5,6 karena adanya karbon dioksida terlarut di atmosfer, yang membentuk asam karbonat. Tingkat keasaman ini tidak berbahaya dan merupakan bagian normal dari pola cuaca alami. 

2. Apa itu hujan asam

ilustrasi hujan (pexels.com/Sitthan Kutty)
ilustrasi hujan (pexels.com/Sitthan Kutty)

Hujan asam memiliki pH yang jauh lebih rendah, biasanya antara 4,0 dan 4,5, membuatnya jauh lebih asam daripada hujan biasa. Hujan asam terbentuk ketika sulfur dioksida dan nitrogen oksida dilepaskan ke atmosfer, terutama melalui pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak. Polutan ini bereaksi dengan uap air, oksigen, dan bahan kimia lain di atmosfer untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat, yang kemudian jatuh ke Bumi sebagai tetesan hujan.

3. Pembentukan

ilustrasi hujan (pixabay.com/charlesarizona)
ilustrasi hujan (pixabay.com/charlesarizona)

Perbedaan utama antara hujan biasa dan hujan asam terletak pada pembentukannya. hujan biasa terbentuk melalui siklus air alami, sedangkan hujan asam terbentuk ketika polutan buatan manusia memasuki atmosfer. Pabrik, pembangkit listrik, dan kendaraan merupakan kontributor utama pelepasan gas sulfur dioksida dan nitrogen oksida, sehingga hujan asam sebagian besar merupakan masalah buatan manusia. Sebaliknya, hujan biasa didorong oleh penguapan, kondensasi, dan presipitasi tanpa perubahan signifikan dari aktivitas manusia.

4. Dampak lingkungan

ilustrasi suasana hujan tampak dari dalam mobil (freepik.com/topntp26)
ilustrasi suasana hujan tampak dari dalam mobil (freepik.com/topntp26)

Dampak lingkungan dari hujan asam jauh lebih parah daripada hujan biasa. Hujan asam dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada ekosistem perairan, hutan, dan tanah. Ketika hujan asam jatuh di danau dan sungai, pH air akan turun, yang dapat membahayakan bahkan membunuh ikan dan organisme perairan lainnya. Demikian pula, hujan asam dapat melarutkan nutrisi penting dari tanah dan merusak daun pohon, memperlambat pertumbuhannya dan membuatnya lebih rentan terhadap penyakit.

Hujan biasa tidak menyebabkan efek berbahaya ini. Hujan ini mengisi kembali persediaan air dan membantu menjaga keseimbangan nutrisi dalam tanah.

5. Dampak pada struktur buatan manusia

ilustrasi hujan (unsplash.com/michael podger)
ilustrasi hujan (unsplash.com/michael podger)

Perbedaan utama lainnya adalah dampaknya pada bangunan dan infrastruktur. Hujan asam dapat merusak logam dan merusak bangunan yang terbuat dari batu kapur, marmer, dan material lainnya. Hal ini karena asam sulfat dan nitrat dalam hujan asam bereaksi dengan mineral dalam material ini, menyebabkannya rusak seiring waktu. Struktur terkenal seperti Parthenon di Yunani dan Taj Mahal di India telah mengalami kerusakan akibat hujan asam. Sebaliknya, hujan biasa umumnya tidak menimbulkan kerusakan yang signifikan pada bangunan atau infrastruktur.

Singkatnya, perbedaan utama antara hujan asam dan hujan biasa berakar pada pembentukannya, komposisi kimianya, dan dampaknya terhadap lingkungan. Sementara hujan biasa merupakan bagian alami dan penting dari siklus air Bumi, hujan asam sebagian besar merupakan hasil dari aktivitas manusia dan dapat menimbulkan dampak yang menghancurkan pada ekosistem dan bangunan. Upaya untuk mengurangi polusi udara dengan membatasi emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida sangat penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut akibat hujan asam.


Referensi

Britannica. Diakses pada November 2024. Acid Rain
EPA. Diakses pada November 2024. Effects of Acid Rain
EPA. Diakses pada November 2024. What is Acid Rain?
NOAA. Diakses pada November 2024. Water cycle

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Eka Amira Yasien
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us