bentang alam yang masih asri (pexels.com/Magda Ehlers)
Di atas sudah disebutkan sedikit petunjuk soal terbentuknya hutan primer, soal seberapa alaminya hutan tersebut. Jadi, dalam kategorisasi hutan berdasarkan kealamiannya, ukuran itu diambil berdasarkan ada atau tidaknya campur tangan manusia di dalam atau sekitar hutan tersebut. Karena itu, suatu hutan dapat disebut sebagai hutan primer jika sama sekali tak tersentuh pengaruh manusia dalam skala besar.
Global Forest Watch menyebut kalau usia hutan primer itu sudah sangat panjang, bisa mencapai ribuan tahun lebih, dan menghasilkan keturunan secara stabil sekalipun terjadi bencana alam yang dapat mengganggu hutan tersebut. Dengan demikian, agar sebuah hutan primer bisa terbentuk, perlu ada organisme yang jadi spesies pelopor—bisa berupa rumput atau tanaman pendek lain—yang bisa berkembang biak dan mati dalam kurun waktu relatif cepat. Hal ini penting supaya organisme pelopor itu menjadi nutrisi bagi penghuni selanjutnya.
Kemudian, ada spesies tanaman lain untuk tumbuh di sekitarnya secara perlahan dan berkelanjutan. Berbagai jenis tanaman itu bisa terbawa karena berbagai faktor, misalnya terbawa oleh iklim, benih jatuh secara alami dari tanaman induk, maupun dari hewan yang memakan tanaman di suatu tempat dan meninggalkan benihnya di kawasan hutan primer. Karena itu, salah satu ciri lain hutan primer ialah keanekaragaman jenis tanaman yang ada di dalamnya, baik dari spesies maupun ketinggian masing-masing tanaman.
Seluruh proses pembentukan hutan primer itu sama sekali tak membutuhkan campur tangan manusia. Justru, kalau sampai hutan primer disentuh manusia, semisal untuk keperluan industri atau pembangunan, status “primer” pada hutan itu akan dicabut. Dengan demikian, hutan primer adalah bentuk paling murni dari ekosistem hutan yang ada di Bumi.