Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Walik Kepala Ungu, Burung Merpati dengan Warna Unik!

potret walik kepala ungu yang menawan
potret walik kepala ungu yang menawan (commons.wikimedia.org/Rufus46)
Intinya sih...
  • Walik kepala ungu merupakan hewan endemik Indonesia yang tersebar di Sumatra, Jawa, dan Bali.
  • Burung dewasa bisa hidup sendiri atau bersama pasangan. Namun, mereka juga membentuk kelompok saat ada makanan dalam jumlah besar.
  • Mereka pemalu dan menghindari bahaya ketika tidak bersama kelompok.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Apa yang langsung terlintas di pikiranmu ketika pertama kali melihat foto walik kepala ungu (Ptilinopus porphyreus)? Apakah kamu berpikir kalau foto tersebut editan? Ternyata, kombinasi warna bulu milik walik kepala ungu itu muncul secara alami dan mereka memang benar-benar ada di alam liar, lho.

Kombinasi warna bulu walik kepala ungu terdiri atas hijau pada area dada, garis hitam putih pada area leher, dan kepala yang tampak merah muda atau keunguan yang khas. Jantan menampilkan warna kepala yang lebih cerah ketimbang betina. Soal ukuran, burung merpati ini tumbuh sepanjang 29 cm dengan bobot 80—110 gram saja.

Selain dari warna bulu yang menarik itu, walik kepala ungu juga memiliki sejumlah fakta menarik lain yang akan segera kita kupas. Kalau penasaran dan ingin kenalan dengan spesies burung merpati yang satu ini, simak sampai tuntas, ya. Mereka begitu menakjubkan!

1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

walik kepala ungu sedang bertengger
walik kepala ungu sedang bertengger (commons.wikimedia.org/Waskito kw)

Peta persebaran walik kepala ungu ternyata cukup dekat dengan kita, lho. Dilansir BirdLife DataZone, burung merpati ini merupakan hewan endemik Indonesia. Mereka hanya ditemukan di Pulau Sumatra, Jawa, dan Bali yang meliputi Provinsi Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Kalau ditotal, luas area persebaran walik kepala ungu diperkirakan sekitar 361 ribu km persegi.

Sementara itu, pilihan habitat burung ini terdiri atas hutan tropis yang lembap ataupun semak belukar di pegunungan. Ya, walik kepala ungu merupakan burung penghuni dataran tinggi. Rata-rata elevasi yang mereka pilih berkisar 800—2.400 meter di atas permukaan laut. Mereka juga tidak bermigrasi. Artinya, mereka akan selalu ada di lokasi yang sama sepanjang tahun.

Walik kepala ungu merupakan spesialis pemakan buah. Berbagai jenis buah di hutan, seperti ara dan beri-berian, jadi makanan favorit mereka. Karena termasuk hewan diurnal, aktivitas burung ini dimulai selama Matahari terbit dan mulai beristirahat setelah terbenam.

2. Kehidupan sosial

potret pasangan walik kepala ungu
potret pasangan walik kepala ungu (commons.wikimedia.org/Waskito Kukuh W)

Walik kepala ungu cukup fleksibel untuk urusan sosial. Burung dewasa menghabiskan sebagian besar waktu mereka dengan menyendiri atau bersama pasangan. Namun, pada waktu tertentu, mereka dapat membentuk kelompok dengan jumlah antara 15—20 individu.

Animalia melansir kalau alasan walik kepala ungu membentuk kelompok sementara itu karena ketersediaan makanan dalam jumlah besar. Kalau ada individu yang menemukan pohon buah atau beri favorit yang menghasilkan buah dalam jumlah besar, individu lain akan datang seiring berjalannya waktu. Kalau tidak sedang bersama kelompok, burung merpati ini cenderung pemalu dan selalu menghindari apa pun yang dianggap sebagai bahaya.

3. Kemampuan bergerak dengan lincah di tengah hutan

Walik kepala ungu punya kemampuan bertengger yang unik karena terbalik.
Walik kepala ungu punya kemampuan bertengger yang unik karena terbalik. (commons.wikimedia.org/Przemek Pietrak)

Ada perilaku unik ketika mereka sedang makan bersama. Mereka terbiasa untuk bertengger secara terbalik, yang mirip seperti kelelawar. Hal ini diduga agar walik kepala ungu dapat dengan mudah memakan buah yang masih menempel di pohon. Ditambah lagi, mereka terbilang lincah saat terbang di tengah hutan tropis, yang sebenarnya memiliki vegetasi padat.

Dilansir Birdbuddy, tubuh yang ringan dan sayap yang kuat memainkan peran penting dalam pergerakan serta navigasi walik kepala ungu di tengah hutan. Burung ini dapat melakukan berbagai gerakan akrobatik berkat tubuh yang ringan. Selain itu, gerakan cepat yang mereka lakukan ditopang dengan sepasang sayap yang sangat kuat.

4. Sistem reproduksi

walik kepala ungu bertengger di batang pohon
walik kepala ungu bertengger di batang pohon (commons.wikimedia.org/Arif Rudiyanto)

Musim kawin bagi walik kepala ungu dimulai saat awal musim kemarau atau antara Maret—Mei. Mereka termasuk hewan monogami alias setia dengan satu pasangan seumur hidup. Uniknya, bagi burung muda yang baru akan mencari pasangan, peluang terbesar mereka untuk menemukan belahan jiwa itu berasal dari kelompok yang terbentuk saat makanan ada dalam jumlah besar.

Setelah pasangan terbentuk, keduanya dengan kompak membangun sarang. Sarang itu diletakkan di atas pohon buah dan terbuat dari daun, ranting, serta akar tanaman. Setelah sarang rampung, barulah pasangan walik kepala ungu dapat kawin.

Dilansir Birdbuddy, betina umumnya hanya menghasilkan 1—2 butir telur dalam 1 musim kawin. Telur itu akan dierami selama 18 hari oleh betina, sementara jantan akan berusaha memenuhi kebutuhan makanan diri sendiri dan pasangan. Setelah anak lahir, kedua induk akan bergantian menjaga dan mencari makan, setidaknya sampai anak berusia 1 bulan. Di alam liar, walik kepala ungu diketahui mampu hidup sampai usia 4 tahun.

5. Status konservasi dan peran penting untuk ekosistem

Pilihan makanan walik kepala ungu ternyata memainkan peran penting bagi ekosistem.
Pilihan makanan walik kepala ungu ternyata memainkan peran penting bagi ekosistem. (commons.wikimedia.org/Ltshears)

Kalau melihat catatan IUCN Red List, sebenarnya status konservasi walik kepala ungu masuk dalam kategori hewan dengan risiko rendah (Least Concern). Namun, tren populasi burung ini diperkirakan terus menurun dari tahun ke tahun. Kondisi tersebut terjadi akibat berbagai masalah yang dihadapi burung merpati ini di alam.

Disebutkan kalau masalah utama yang dihadapi walik kepala ungu ialah kehilangan habitat alami akibat pembukaan atau alih fungsi lahan oleh manusia. Ditambah lagi, burung ini mulai jadi target buruan favorit para pemburu ilegal karena permintaan jual beli yang tinggi. Biasanya, walik kepala ungu yang ditangkap akan dijual demi dijadikan peliharaan. Itu karena warna bulu mereka menawan.

Kalau kondisi ini terus terjadi, populasi walik kepala ungu jelas akan semakin mengkhawatirkan pada masa yang akan datang. Padahal, mereka memainkan peran penting dalam menjaga ekosistem hutan yang sehat. Sebab, kebiasaan memakan buah yang dilakukan walik kepala ungu membantu pohon buah untuk berkembang biak ke tempat-tempat yang jauh. Jadi, hanya dengan mengonsumsi buah-buahan, burung merpati ini sudah berkontribusi untuk memberikan sumber pangan bagi hewan lain di sekeliling.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Walik Kepala Ungu, Burung Merpati dengan Warna Unik!

14 Okt 2025, 21:44 WIBScience