Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
freepik.com/benzoix

"Sejak ada kata baper, orang jadi lupa untuk minta maaf." — banyak konten senada dari netizen.

Menjadi baper tidak ada salahnya, kita memang perlu mengerti bahwa tingkat sensitivitas emosi orang berbeda satu sama lain. Hal yang tidak menyinggung bagi satu orang, bisa jadi masalah besar untuk orang lainnya. Fenomena ini terjadi di seluruh dunia dan merupakan hal yang wajar. Jadi, sebagai orang yang tidak sensitif, jika kamu menentang kondisi tersebut, justru kamu yang secara sosial akan dianggap tidak "wajar".

Untuk kamu yang termasuk oang sensitif, kamu tak perlu khawatir. Kamu hanya perlu lebih menerima dirimu sendiri dan ubah yang memang bisa membuatmu lebih nyaman. Selebihnya, yuk cari berbagai fakta ilmiah tentang orang super sensitif berikut!

1. Secara ilmiah, orang super sensitif dikenal dengan istilah highly sensitive person (HSP)

freepik.com/jcomp

Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Elaine N. Aron, Ph.D. Elaine Aron adalah psikolog peneliti dan penulis yang telah mempelajari soal HSP sejak tahun 1990. Ia sudah mempublikasikan 6 judul buku terkait topuk pembahasan ini, termasuk “The Highly Sensitive Person” yang telah diterjemahkan ke dalam 21 bahasa berbeda dan terjual jutaan eksemplar di seluruh dunia.

Para HSP adalah bagian populasi masyarakat yang tinggi kadarnya dalam sensory-processing sensitivity (SSP). Dilansir Psychology Today, mereka dengan SPS yang tinggi menunjukkan peningkatan dratis sensitivitas emosi dan reaksi, baik dari pemicu eksternal maupun internal (misalnya rasa sakit, lapar, paparan cahaya atau kebisingan suara). Mereka yang tergolong HSP memiliki jiwa yang kompleks di dalam diri mereka.

2. Sekitar 15-20 persen dari populasi masyarakat adalah orang yang super sensitif

Editorial Team

Tonton lebih seru di