tampak dekat gorila jantan (unsplash.com/lhuggybear)
Dari sini, sudah bisa disimpulkan kalau seorang manusia dewasa gak akan sanggup melawan seekor gorila jantan dewasa. Tangan gorila saja memiliki cengkeraman kuat dan meremukkan. Dikombinasikan dengan komposisi otot, gorila punya semua yang dibutuhkan untuk menimbulkan luka fatal dalam satu serangan. Gorila bisa mematahkan tulang, menarik atau memutar anggota badan dengan mudah.
Namun, bagaimana dengan sekelompok manusia? Katakanlah ada 100 manusia dengan kondisi fisik prima bersatu melawan seekor gorila. Ron Magill, direktur komunikasi Zoo Miami, berpendapat kalau sekelompok manusia bisa melawan seekor gorila kalau berkomitmen. Namun tentu saja, akan ada kerusakan parah di pihak manusia, terangnya pada laman Rolling Stone.
Sementara itu, Stacy Rosenbaum, seorang asisten profesor antropologi Universitas michigan menyorot fakta kalau gorila bukanlah atlet ketahanan seperti manusia. Gorila akan lelah, dan mungkin cukup cepat lelah, ungkapnya pada laman Forbes. Michelle Rodrigues, seorang ahli primata sekaligus anggota Nature’s Primate Specialist dari IUCN lebih menyorot sifat gorila sebagai hewan sosial.
Gorila hidup dalam kelompok. Berada dalam kelompok jadi poin penting dalam pengambilan keputusan untuk bertarung atau tidak. Meskipun gorila sangat kuat, dan taringnya bisa menimbulkan kerusakan sangat besar, pertarungan ini sangat tidak adil, dan gorila yang waras akan coba melarikan diri, jelas Michelle pada laman Rolling Stone.
Nah, ini hanyalah eksperimen pikiran semata. Kenyataannya, gorila tengah berada dalam ancaman bahaya yang nyata dari manusia. Gorila banyak diburu, habitatnya juga dirusak. Lebih bijak kalau kita manusia aktif bekerja sama untuk melestarikan keberadaan gorila di alam liar.