6 Fakta Menarik Elang Paria, Mengapa Mereka Tertarik pada Api?

Elang paria merupakan burung pemangsa berukuran sedang yang tersebar di berbagai wilayah di dunia. Mereka berada dalam famili Accipitridae dan memiliki nama ilmiah Milvus migrans. Panjang tubuhnya kisaran 55-60 cm dengan berat 630-940 gram. Sementara itu, lebar kepakan sayapnya mencapai 1.4-1.5 meter.
Warna bulu bagian atas elang paria berwarna cokelat, tapi bagian kepala dan lehernya cenderung lebih pucat. Bulu terbang bagian luarnya berwarna hitam. Baik jantan dan betina memiliki bulu yang sama, tapi betina biasanya jauh lebih panjang. Yuk, kenalan dengan burung pemangsa ini melalui fakta berikut!
1. Wilayah penyebaran elang paria
Elang paria tersebar di Eropa, Asia, Afrika dan Australia. Populasi yang berada di Eropa dan bagian tengah Asia melakukan migrasi, mereka berpindah ke daerah tropis saat musim dingin. Tapi elang paria yang berada di area yang lebih hangat akan tetap berada di wilayahnya.
Animalia menginformasikan bahwa elang paria menghuni berbagai habitat seperti lahan basah, pinggiran sungai, pesisir, padang rumput, sabana terbuka, semak belukar, hutan dan kota besar. Walaupun begitu, elang paria cenderung menghindari hutan lebat dan pegunungan tinggi.
2. Elang paria juga memakan bangkai hewan, lho!
Elang paria memangsa kadal, mamalia kecil dan serangga seperti belalang. Mereka juga dikenal sebagai 'pemulung' karena sering berkeliaran di kota-kota untuk mencari makan. Berdasarkan informasi dari Australian Museum, elang paria biasanya berkumpul di sekitar area kebakaran hutan dan tanpa ragu menerkam hewan-hewan kecil yang melarikan diri dari kebakaran. Mereka juga memangsa bangkai, lho.
3. Elang paria hidup berkelompok
Elang paria hidup dalam kelompok sosial, tapi mereka lebih memilih sendiri atau berada dalam kelompok kecil saat musim kawin. Dominasi antar elang paria ditentukan oleh urutan penetapan burung dan massa telurnya sebab telur yang lebih besar biasanya menghasilkan burung lebih besar juga. Hierarki tersebut juga berkembang sebab elang paria yang lebih dulu menetas bisa belajar lebih awal, dilansir Animal Diversity.
4. Bagaimana cara berkomunikasi elang paria?
Elang paria mengembangkan komunikasi intraspesifik dengan baik, mereka mengeluarkan suara sangat keras. Pekikannya terdengar seperti 'kleee-errr' yang panjang dan berubah menjadi serupa 'keee-keee-keee', itu terdengar lebih tajam. Panggilan tersebut digunakan untuk berkomunikasi dengan pasangannya.
5. Elang paria menjaga sarangnya dengan sangat agresif
Elang paria membangun sarangnya di dahan pepohonan, tepian tebing atau bangunan yang bisa digunakan kembali di tahun-tahun berikutnya. Sarangnya terbuat dari batang dan ranting yang dihias dengan bahan seperti plastik putih. Jantan dan betina sama-sama mengambil bagian dalam pembuatan sarang.
Mereka menjaga sarangnya dengan sangat agresif dari pengganggu. Elang paria bahkan mengenali manusia yang mengganggu sarangnya dan tidak ragu untuk meluncurkan serangan.
6. Elang paria membentuk ikatan kuat dengan pasangannya
Elang paria adalah monogami, mereka membentuk ikatan kuat dengan pasangannya yang bisa bertahan seumur hidup. Musim kawinnya bervariasi menurut lokasi habitatnya, di India itu terjadi pada musim dingin, sementara di Eropa saat musim panas. Betina biasanya menghasilkan 2-3 butir telur dan dierami selama 30-34 hari.
Bulu pada tubuh anak ayam muncul setelah 18 hingga 22 hari setelah menetas. Mereka bisa berdiri saat 17-19 hari dan mulai mengepakkan sayap setelah 27-31 hari. Elang paria biasanya mencapai usia dewasa reproduktif di tahun kedua.
Elang paria sebenarnya tidak pemilih makanan berdasarkan dari fakta sebelumnya, bukan? Mereka tidak mempermasalahkan apakah mangsanya hidup atau mati. Selain sebagai burung pemangsa, kehidupan pribadinya juga cukup stabil sebab mereka memiliki satu pasangan yang menemaninya seumur hidup.