reruntuhan kota Yunani kuno (pexels.com/Lina Kivaka)
Pelaksanaan perlombaan ini sendiri dilaksanakan di kota Olympia, Yunani pada musim panas (sekitar pertengahan bulan Juli). Dilansir dari greekboston.com, iklim dan cuaca di Kota Olympia pada saat itu tergolong panas dan kering. Suhu dapat mencapai 29 derajat Celsius. Tentu saja suhu ini cukup membuat tidak nyaman bagi para atlet yang bertarung. Keadaan yang dapat dibayangkan saat itu pasti sangat gerah, mengingat kota kecil yang panas itu dipadati sekitar 45.000 penonton dan pengunjung.
Olimpiade bukanlah kegiatan yang dinikmati secara nyaman. Kota Olympia tidak menyediakan akomodasi yang memadai. Seperti dilansir dari Kuleuven.be, di Olympia lebih banyak tersedia kuil dibandingkan hotel. Hanya tersedia satu tempat penginapan yang tetap yakni hotel Leonidas. Harga menginap di sana di luar jangkauan para penonton, sehingga dikhususkan bagi para tamu kehormatan dan pengurus. Sebagai gantinya, tersedia penyewaan tenda atau sejenis penginapan sementara namun harganya juga sangat mahal. Jadi saat itu, sebagian besar penonton pada saat itu terpaksa tidur di tempat terbuka atau kalau mereka mampu, dapat membawa tenda mereka sendiri.
Makanan yang tersedia di sekitar area Olympia juga sangat terbatas, karena di sana tidak tersedia pasar. Ada beberapa penjual makanan namun kualitas makanan mereka sangat meragukan dan sangat mahal. Seperti dilansir dari Smithsonianmag.com, para penjual ini menawarkan sosis, roti yang sering basi, dan keju yang asal-usulnya meragukan. Sumber air juga menjadi permasalahan utama di sini. Karena musim panas telah mengurangi aliran sungai setempat, penonton yang dehidrasi akan pingsan karena sengatan panas. Tidak ada yang mandi selama berhari-hari. Bau keringat yang tajam dari tubuh yang tidak mandi bertempur melawan harumnya hutan pinus dan bunga liar di Olympia—dan dengan hembusan sesekali dari dasar sungai kering yang digunakan sebagai jamban.