Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Draco_volans_01.JPG
ilustrasi kadal terbang atau Draco volans (commons.wikimedia.org/H. Zell)

Intinya sih...

  • Klasifikasi ilmiah Draco volans termasuk famili Agamidae dan genus Draco. Terdapat sekitar 45 spesies lainnya dalam genus ini.

  • Draco volans memiliki adaptasi unik untuk terbang, seperti tulang rusuk yang memanjang dan selaput kulit di antaranya yang membentuk sayap.

  • Panjang tubuh Draco volans bisa mencapai 20 cm, berwarna cokelat belang, dan memiliki lipatan kulit di bawah leher yang disebut dewlap.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di antara dedaunan lebat hutan hujan tropis Asia Tenggara, hidup kadal unik yang sering dijuluki “naga terbang”. Meski tak benar-benar memiliki sayap dan bisa terbang seperti burung atau kelelawar, kadal kecil ini memiliki kemampuan meluncur dari satu pohon ke pohon lain, memukau siapa pun yang melihatnya. Namanya Draco volans, yang dalam bahasa Latin berarti "naga yang terbang".

Makhluk menakjubkan ini tidak hanya menarik karena kemampuannya meluncur, tetapi juga karena berbagai keunikan lain yang dimilikinya. Dalam artikel ini, kita akan mengulas sejumlah fakta menarik tentang kadal terbang. Yuk, kenali lebih dekat si naga kecil dari hutan Asia Tenggara ini!

1. Klasifikasi ilmiah

Draco volans termasuk dalam famili Agamidae dan genus Draco. Nama Draco volans berasal dari bahasa Latin yang berarti "naga terbang". Dalam genus Draco ini terdapat sekitar 45 spesies lainnya, di antaranya:

  • Draco abbreviatus

  • Draco blanfordii

  • Draco boschmai

  • Draco cristatellus

  • Draco dussumieri

  • Draco formosus

  • Draco indochinensis

  • Draco iskandari

  • Draco maximus

  • Draco melanopogon

  • Draco modiglianii

  • Draco ornatus

  • Draco quinquefasciatus

  • Draco reticulatus

  • Draco spilopterus

  • Draco taeniopterus

  • Draco walkeri

Kadal terbang dari genus Draco ini telah berevolusi menjauh dari kerabatnya yang tidak memiliki kemampuan terbang atau meluncur sekitar 60 juta tahun yang lalu.

2. Adaptasi unik untuk terbang

Alih-alih mengambil risiko menjelajah lantai hutan yang penuh pemangsa, Draco volans memilih hidup di pepohonan dan meluncur dari satu cabang ke cabang lain. Kemampuan ini berasal dari struktur tubuh yang luar biasa: ia memiliki tulang rusuk yang memanjang dan dapat direntangkan, serta selaput kulit di antaranya yang membentuk sayap. Saat tidak digunakan, sayap ini terlipat rapat di sisi tubuhnya. Namun, saat ingin meluncur, sayap terbuka dan memungkinkannya menangkap angin. Ekor panjang dan rampingnya digunakan untuk mengarahkan gerakan saat meluncur sejauh hingga 9 meter.

3. Warna dan ciri fisik

ilustrasi kadal terbang atau Draco volcans (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Panjang tubuh Draco volans bisa mencapai sekitar 20 cm dari kepala hingga ekor. Tubuhnya pipih dan berwarna cokelat belang, membantu mereka berkamuflase di antara pepohonan. Menariknya, bagian bawah sayapnya berwarna biru pada jantan dan kuning pada betina. Mereka juga memiliki lipatan kulit di bawah leher yang disebut dewlap, berwarna kuning cerah pada jantan dan abu kebiruan pada betina. Dewlap ini berperan penting dalam komunikasi, terutama saat musim kawin.

4. Habitat dan kebiasaan hidup

Kadal terbang ini tersebar di kawasan hutan hujan tropis Asia Tenggara, dari India bagian selatan hingga Kalimantan dan Filipina. Mereka lebih suka tinggal di area hutan sekunder terbuka dan tepi hutan, tempat cahaya matahari masih bisa menembus. Beberapa orang memelihara Draco volans sebagai hewan peliharaan, tetapi reptil ini sebenarnya tidak cocok untuk pemula. Kadal ini sangat lincah, mudah stres, dan membutuhkan kandang besar yang menyerupai hutan mini lengkap dengan pepohonan kecil. Bahkan, banyak kebun binatang yang kesulitan dalam merawatnya. Di beberapa wilayah, memelihara kadal ini bahkan dilarang secara hukum.

5. Proses reproduksi

Musim kawin Draco volans diduga berlangsung sekitar bulan Desember hingga Januari. Saat akan kawin, kadal jantan akan melakukan serangkaian gerakan, seperti membuka sayap dan menganggukkan tubuh berulang kali. Pejantan juga akan mengangkat dewlap-nya dan mengelilingi betina sebanyak tiga kali sebelum kawin. Uniknya, betina justru menggunakan gerakan tubuh tertentu untuk menolak pendekatan jantan.

Untuk bertelur, betina akan menggali lubang kecil di tanah dengan cara menekan kepalanya ke dalam tanah. Ia lalu meletakkan 5 butir telur ke dalam lubang itu, menutupnya dengan tanah, dan menepuk-nepuk permukaannya dengan kepala. Selama 24 jam, kadal betina akan menjaga telurnya dengan agresif, lalu meninggalkannya. Telur-telur ini akan menetas sekitar 32 hari kemudian.

6. Musuh alami dan ancaman

ilustrasi kadal terbang (commons.wikimedia.org/A.S.Kono)

Karena tubuhnya kecil, Draco volans menjadi mangsa alami bagi banyak hewan seperti burung, ular, dan kadal lain. Meski tidak selalu menggunakan sayap untuk melarikan diri, kadal ini dikenal sangat cepat dan piawai bersembunyi berkat warna tubuhnya yang menyerupai batang dan daun pohon. Meskipun tidak diburu untuk konsumsi, kadal ini terkadang ditangkap untuk dijual sebagai hewan peliharaan.

7. Manfaat bagi manusia

Kadal terbang tidak memiliki nilai konsumsi bagi manusia. Masyarakat Filipina sempat mengira kadal ini beracun, tapi hal itu tidak benar. Satu-satunya manfaat yang diberikan kadal terbang adalah nilai estetika, yaitu pemandangan indah saat makhluk mungil ini meluncur di antara pepohonan memberikan pengalaman alam yang mengesankan.

Kadal terbang Draco volans adalah bukti betapa luar biasanya adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan kemampuannya meluncur, warna tubuh yang menawan, serta perilaku yang unik, hewan ini menjadi salah satu penghuni hutan yang paling memikat untuk dipelajari. Keberadaannya mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kelestarian hutan tropis, tempat berbagai makhluk luar biasa seperti si kadal terbang ini hidup dan berkembang.

Referensi

A-Z Animals. Diakses pada Agustus 2025. Draco volans
Animal Diversity Web. Diakses pada Agustus 2025. Draco volansl
National Geographic. Diakses pada Agustus 2025. Draco Lizard

Editorial Team