Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi biara di Bhutan (unsplash.com/Ken S)
ilustrasi biara di Bhutan (unsplash.com/Ken S)

Intinya sih...

  • Bhutan mengganti GDP dengan GNH sebagai indikator kesejahteraan, menekankan kebahagiaan masyarakat dan pelestarian budaya.
  • Bhutan adalah negara paling peduli lingkungan di dunia, menjaga 60% wilayahnya sebagai hutan dan menggunakan energi terbarukan.
  • Bhutan membatasi jumlah wisatawan, mempertahankan tradisi unik, festival warna-warni, sistem kesehatan holistik, dan layanan kesehatan gratis.

Tersembunyi di antara pegunungan Himalaya, Bhutan menjadi salah satu negara paling misterius di dunia. Negara kecil yang berbatasan dengan China dan India ini memiliki cara unik dalam menjalani kehidupan modern sambil tetap mempertahankan tradisi. Kalau kamu pikir semua negara cuma soal ekonomi dan teknologi, Bhutan hadir dengan cara berbeda.

Negara kecil ini justru dikenal karena menjaga tradisi dan kebahagiaan warganya. Uniknya, Bhutan lebih mengutamakan Gross National Happiness daripada produk domestik bruto. Penasaran, kan? Yuk, kita kulik fakta-fakta unik dari Bhutan yang jarang diketahui banyak orang.

1. Bhutan utamakan kebahagiaan warga

ilustrasi penduduk Negara Bhutan (freepik.com/wirestock)

Unik banget, Bhutan adalah satu-satunya negara di dunia yang mengganti GDP (Gross Domestic Product) dengan GNH (Gross National Happiness) sebagai indikator kesejahteraan. Kebijakan ini diperkenalkan oleh Raja Jigme Singye Wangchuck pada tahun 1972, menantang paradigma global yang mengukur kesuksesan negara dari kekayaan materialnya.

Sistem GNH mengukur kebahagiaan masyarakat berdasarkan empat pilar: pembangunan sosial ekonomi berkelanjutan, pelestarian budaya, konservasi lingkungan, dan tata kelola pemerintahan yang baik. Setiap kebijakan pemerintah harus melalui uji kebahagiaan  sebelum diimplementasikan.

Pemerintah Bhutan serius menjalankan konsep ini dengan berbagai program, termasuk pendidikan spiritual dan pelatihan kesadaran. Jadi, bukan cuma soal materi, tapi bagaimana masyarakat bisa hidup bahagia dan bermakna. Ini bikin Bhutan jadi contoh menarik bagi negara lain.

2. Menjaga lingkungan dengan cinta

Paro Paro Taktsang, Bhutan yang terlihat asri (unsplash.com/Sujan Mongar)

Bhutan adalah salah satu negara yang paling peduli dengan lingkungan di dunia. Konstitusi Bhutan mewajibkan minimal 60 persen wilayahnya harus berupa hutan. Saat ini, lebih dari 70 persen wilayah Bhutan masih tertutup hutan primer, menjadikannya satu-satunya negara di dunia yang karbon negatif. Artinya, Bhutan menyerap lebih banyak karbon dioksida daripada yang dihasilkannya. Bhutan memproduksi lebih banyak oksigen daripada karbon dioksida yang dihasilkan! Gak heran kalau Bhutan dianggap sebagai negara paling ramah lingkungan di bumi.

Penduduk Bhutan juga sangat bergantung pada energi terbarukan, terutama dari tenaga air. Jadi, negara ini bisa hidup hemat energi sambil tetap menjaga keasrian alamnya. Ini bukan cuma soal aturan, tapi budaya Bhutan memang mengajarkan untuk hidup selaras dengan alam.

3. Menolak lampu lalu lintas demi tradisi

ilustrasi polisi lalu lintas di Bhutan (thesoupspoon.com/dok.Souperchef Anna)

Di Bhutan, khususnya di ibukota Thimphu, ada cerita populer bahwa mereka menolak memasang lampu lalu lintas merah di beberapa titik karena dianggap mengganggu harmoni dan nilai-nilai tradisional. Sebagai gantinya, polisi lalu lintas yang mengenakan pakaian tradisional masih mengatur jalan dengan tangan mereka. Mereka percaya cara ini lebih manusiawi dan sesuai dengan budaya Bhutan yang menekankan keseimbangan, keharmonisan, dan interaksi sosial. Penggunaan polisi lalu lintas tradisional dianggap lebih personal dan memperkuat hubungan sosial antara aparat dan warga. Lampu merah dianggap terlalu mekanis dan dapat membuat interaksi sosial berkurang.

Selain itu, karena volume kendaraan di Bhutan relatif kecil dibanding negara lain, penggunaan polisi lalu lintas masih efektif dan bisa menjaga kelancaran tanpa harus bergantung pada lampu lalu lintas otomatis. Sebenarnya, sekarang lampu lalu lintas sudah mulai dipasang di beberapa tempat di Bhutan, terutama di daerah yang semakin sibuk. Tapi cerita soal menolak lampu merah ini tetap menjadi simbol penting bagaimana Bhutan menghargai tradisi dalam kehidupan sehari-hari.
Cerita ini mencerminkan bagaimana Bhutan sangat menjunjung tinggi tradisi dan keharmonisan sosial, bahkan saat menghadapi modernisasi. Ini jadi bukti unik bagaimana budaya lokal bisa tetap hidup dan beradaptasi tanpa harus kehilangan jati diri.

4. Mengatur jumlah wisatawan dengan ketat

ilustrasi turis yang berkunjung ke Bhutan (freepik.com/tawatchai07)

Untuk menjaga keaslian dan lingkungan, Bhutan membatasi jumlah wisatawan yang datang setiap tahunnya. Wisatawan wajib membayar tarif harian yang cukup tinggi, sudah termasuk penginapan, makanan, dan pemandu wisata resmi. Tujuannya agar wisata tetap berkualitas dan tak merusak budaya maupun alam.

Meski tarifnya mahal, banyak turis yang rela datang karena pengalaman yang ditawarkan memang unik dan eksklusif. Cara ini membantu Bhutan menjaga citranya sebagai negara yang eksotis dan penuh misteri.

5. Budaya dan tradisi Bhutan tetap hidup

ilustrasi pria Bhutan dengan pakaian tradisionalnya (dok.Travel Bhutan)

Walau dunia makin modern, Bhutan tetap memegang teguh tradisi uniknya. Contohnya, mereka masih pakai pakaian tradisional sehari-hari, seperti kira dan gho. Festival warna-warni yang melibatkan tarian dan ritual agama juga rutin diadakan, menjadi momen penting bagi masyarakat.

Budaya Bhutan juga sangat dipengaruhi agama Buddha yang kuat, yang mengajarkan kedamaian dan kebijaksanaan. Tradisi dan agama ini jadi perekat masyarakat sekaligus daya tarik wisatawan yang ingin merasakan suasana berbeda.

 

6. Bhutan sukses jaga kesehatan masyarakat

ilustrasi penduduk Bhutan (dok.Bhutan Travel)

Bhutan punya sistem kesehatan yang unik dan efektif. Mereka menggabungkan pengobatan modern dan tradisional, sehingga masyarakat mendapat layanan yang holistik. Bahkan, negara ini memberikan layanan kesehatan gratis untuk warganya.

Selain itu, Bhutan aktif melakukan program vaksinasi dan pencegahan penyakit, sehingga tingkat kematian anak dan harapan hidup semakin membaik. Pendekatan kesehatan yang menyeluruh ini sejalan dengan filosofi kebahagiaan nasional mereka.

Bhutan membuktikan bahwa kebahagiaan, budaya, dan lingkungan bisa jadi prioritas utama sebuah negara. Dengan menjaga tradisi, memelihara alam, dan fokus pada kesejahteraan jiwa, Bhutan menghadirkan contoh berbeda dari konsep pembangunan pada umumnya. Jadi, kalau kamu ingin melihat dunia dengan cara yang lebih santai dan bermakna, Bhutan layak banget masuk daftar destinasi impianmu!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team