ilustrasi terumbu karang (unsplash.com/neom)
Kerusakan terumbu karang akibat mikroplastik bukan hanya masalah ekologi, tetapi juga berdampak negatif bagi kehidupan manusia. Ekosistem terumbu karang yang mati memicu serangkaian efek domino yang menjalar ke berbagai bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan di daratan.
Ketika karang mati, maka populasi ikan akan menurun. Dan hasil tangkapan nelayan juga berkurang. Hal ini mengakibatkan menurunnya sumber pangan laut. Terumbu karang yang sehat juga merupakan investasi bagi dunia pariwisata karena menarik wisatawan. Ketik terumbu karang memutih dan hilang, maka daya tarik wisata menurut. Pendapatan masyarakat lokal juga menjadi menurun.
Dan yang paling parang, mikroplastik yang mengontaminasi ikan-ikan laut bisa dikonsumsi oleh manusia. Akibatnya di dalam tubuh manusia ikut terkontaminasi mikroplastik yang berbahaya bagi kesahatan. Karena dapat mengganggu hormon, sistem pencernaan, hingga metabolisme tubuh manusia.
Mikroplastik memang tampak sepele karena ukurannya yang kecil dan tak terlihat. Mikroplastik paling banyak disebabkan oleh limbah plastik yang terbuang ke laut dan terburai, serta bertebaran bebas di laut. Oleh sebab itu, mengurangi penggunaan plastik dan mengelola sampah plastik agar tidak sampai ke lautan adalah cara menjaga ekosistem terumbu karang tetap sehat dan berwarna.