Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Museum Louvre
Museum Louvre (unsplash.com/Michael Fousert)

Intinya sih...

  • Museum Louvre awalnya adalah sebuah benteng yang dibangun pada tahun 1190 oleh Raja Philip II sebagai benteng untuk melindungi kota.

  • Napoleon mengganti namanya menjadi Musée Napoléon pada tahun 1803 dan melakukan perluasan pada bangunan museum.

  • Pada era Perang Dunia II, Museum Louvre kosong melompong karena ribuan karya seni berharga disembunyikan demi melindunginya dari Nazi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Zaman sekarang, museum sering dianggap sebagai tempat yang membosankan. Museum dianggap jadi tempat barang-barang kuno berdebu disimpan. Namun, Museum Louvre di Paris, Prancis, jelas bukan salah satunya.

Museum Louvre merupakan salah satu museum paling populer di dunia. Bahkan, buat yang gak tahu banyak tentang Prancis, kamu pasti mungkin mendengar nama museum satu ini. Namun, di balik popularitasnya yang luar biasa, tahukah kamu bahwa museum satu ini ternyata juga berhantu? Berikut tujuh fakta seputar Museum Louvre yang jarang orang tahu.

1. Museum Louvre awalnya adalah sebuah benteng

gambar bangunan Museum Louvre sebagai istana (commons.m.wikimedia.org/Limbourg brothers)

Sekilas, bangunan Museum Louvre terlihat sangat modern. Namun, sebenarnya museum satu ini sudah berusia ratusan tahun. Dilansir ScoopWhoop, Museum Louvre dibangun pada tahun 1190 oleh Raja Philip II sebagai benteng untuk melindungi kota. Benteng ini digunakan selama 2 abad sebelum akhirnya diubah menjadi istana kerajaan oleh Raja Charles V pada abad ke-14.

Perubahan fungsi Louvre dari istana menjadi museum baru terjadi beberapa tahun setelah Revolusi Prancis tahun 1789. Ketika Louis XVI dan Marie Antoinette dipenjara, pemerintahan Prancis memutuskan untuk mengubah istana ini menjadi Muséum central des Arts de la République. Koleksinya saat itu baru terdiri dari 537 lukisan dan 184 karya seni lain, yang semuanya milik Louis XVI dan raja-raja pendahulunya. Muséum central des Arts de la République pertama kali dibuka untuk umum pada 10 Agustus 1793 dan bertahan sampai sekarang.

2. Napoleon mengganti namanya

potret Napoleon Bonaparte (commons.wikimedia.org/Andrea Appiani)

Muséum central des Arts de la République memang terdengar begitu megah. Namun, tidak semua orang menyukai nama ini. Dilansir History.com, ketika Napoleon Bonaparte berkuasa di Perancis, dia menggantinya menjadi Musée Napoléon pada tahun 1803. 

Jadi, ketika Napoleon berkuasa, dia menaklukkan banyak wilayah dan menjarah banyak karya seni dari tempat-tempat yang didudukinya. Pada masa pemerintahannya, Napoleon berhasil mengumpulkan lebih dari 5 ribu karya seni berharga dari berbagai tempat. Napoleon jugalah yang pertama kali melakukan perluasan pada bangunan museum.

Sayangnya, hal itu hanya bertahan selama masa pemerintahannya. Ketika Napoleon Bonaparte digulingkan tahun 1815, sebanyak 5 ribu karya seni yang dia kumpulkan dikembalikan lagi ke tempat asal mereka. Sisanya masih disimpan di Museum Louvre hingga hari ini.

3. Museum Louvre kosong melompong pada era Perang Dunia II

Museum Louvre (unsplash.com/Diogo Fagundes)

Pada awal Perang Dunia II, Jerman berhasil menaklukkan banyak negara tetangganya. Melihat invasi Jerman yang semakin hari semakin meluas jelas membuat orang-orang Perancis khawatir. Dilansir Discover Walks, Nazi saat itu bukan hanya dikenal karena invasi mereka, melainkan juga kebiasaan mereka "menjarah" banyak karya seni berharga dari wilayah yang mereka duduki.

Demi melindungi ribuan karya seni di Museum Louvre, Jacques Jaujard yang saat itu menjabat sebagai asisten direktur Museum Louvre memerintahkan para pegawainya untuk membungkus ribuan karya seni berharga dan memasukkan ke dalam kotak. Ribuan karya seni itu kemudian diangkut oleh 200 truk menuju ke sebuah tempat rahasia di wilayah pedesaan Perancis.

Saking banyaknya yang harus disembunyikan, pekerjaan ini dimulai pada Agustus 1939 dan baru selesai pada Desember. Meski melelahkan, taktik ini berhasil. Ketika Nazi berhasil menduduki Perancis dan memasuki Museum Louvre, mereka disambut oleh dinding-dinding kosong dan beberapa patung yang terlalu berat untuk diangkut.

4. Nazi menjadikan Museum Louvre sebagai gudang untuk menyimpan barang curian

gambar pasukan Nazi berparade di Arc de Triomphe (commons.wikimedia.org/Kropf)

Mendapati dinding kosong museum tidak lantas membuat Nazi menyerah. Mereka memang tidak berhasil menjarah ribuan karya seni berharga yang disimpan di Museum Louvre. Namun, mereka nyatanya sudah menjarah banyak karya seni berharga dari negara-negara yang ditaklukkan mereka.

Ditambah lagi, Nazi juga menjarah harta dari rumah-rumah keluarga Perancis, terutama keluarga Yahudi. Dilansir History.com, harta rampasan itu kemudian disimpan di Museum Louvre. Saking banyaknya, Nazi membutuhkan enam ruangan di Louvre untuk menyimpan semuanya. 

5. Belasan ribu orang mengunjungi Museum Louvre setiap harinya

gambar puluhan pengunjung Museum Louvre di depan lukisan Mona Lisa (unsplaah.com/Young Shih)

Mayoritas orang biasanya enggan mengunjungi museum karena dianggap membosankan. Karena itu, tidak heran jika sekarang banyak museum sepi, bahkan terpaksa tutup karena kekurangan pengunjung. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Musée du Louvre atau yang lebih dikenal dengan Museum Louvre.

Dilansir ScoopWhoop, setiap harinya ada 15 ribu orang yang datang ke museum. Adapun, 70 persen di antara mereka orang asing. Mengingat jumlahnya yang luar biasa, tidak heran jika museum satu ini mendapatkan predikat sebagai museum paling populer di dunia.

6. Butuh waktu sekitar seratus hari untuk melihat seluruh karya seni di Museum Louvre

gambar para pengunjung di Museum Louvre (unsplash.com/Zalfa Imani)

Bukan hanya mendapatkan predikat sebagai museum paling populer di dunia, Museum Louvre juga merupakan salah satu museum terbesar di dunia. Dilansir Discover Walks, museum ini memiliki luas 60.600 meter persegi. Namun, luas museum bukan satu-satunya alasan kenapa butuh waktu sangat lama bagi kita untuk melihat seluruh karya seni yang dipajang di Louvre.

Museum Louvre memiliki 380 ribu koleksi karya seni hingga saat ini. Adapun, 75 ribu di antaranya adalah lukisan dan hanya 35 ribu karya yang benar-benar dipamerkan ke publik. Mengingat jumlahnya yang luar biasa banyak, mustahil rasanya jika kita bisa melihat semuanya dalam waktu singkat. Faktanya, tanpa makan, minum, dan tidur, kamu membutuhkan waktu setidaknya seratus hari untuk melihat seluruh karya seni yang dipajang di museum ini.

7. Museum Louvre di Prancis konon berhantu

gambar bangunan Museum Louvre pada malam hari (unsplash.com/J Venerosy)

Selama ini, kita beranggapan hanya rumah kosong tidak berpenghuni yang banyak penunggunya. Namun, ternyata museum sekelas Louvre pun tidak bisa lepas dari kisah-kisah mistis. Dilansir Discover Walks, konon Museum Louvre memiliki banyak penunggu. Namun, dari sekian banyak penunggu, ada dua sosok yang paling sering menampakkan diri.

Sosok pertama adalah hantu Jean l'Ecorcheur, seorang tukang daging yang terbunuh di sekitar area Louvre, jauh sebelum tempat ini dijadikan museum. Hantu Jean l'Ecorcheur sering menampakkan diri di Tuileries Gardens dengan pakaian berwarna merah. Sosok kedua adalah sosok mumi bernama Belphegor yang menghantui lorong dan aula di Museum Louvre. 

Terlepas dari kisah-kisah hantunya, Musée du Louvre tetap layak untuk dikunjungi. Ada banyak lukisan dan benda bersejarah berusia ribuan tahun yang disimpan di sini. Ini yang membuat Museum Louvre sayang untuk dilewatkan begitu saja. Kamu tertarik mengunjunginya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha ‎