ilustrasi fenomena konjungsi Bulan dan planet di langit. (pixabay.com/Bru-nO)
Fenomena okultasi antar objek astronomi ini mirip dengan peristiwa konjungsi apabila mengambil perspektif Bumi. Ini lantaran apabila diamati dari Bumi, dua objek yang sedang mengalami okultasi bak dua objek yang saling berpapasan layaknya konjungsi. Itulah sebabnya banyak pengamat yang kerap keliru ihwal fenomena okultasi dan konjungsi.
Dilansir Starwalk, konjungsi diartikan sebagai peristiwa yang berlangsung ketika dua atau lebih objek berada di garis bujur ekliptika yang sama di langit. Artinya, ketika konjungsi terjadi, objek-objek tersebut akan tampak seperti berpapasan atau bertemu di langit jika diamati dari Bumi.
Sementara, okultasi adalah fenomena terhalangnya objek berdiameter kecil oleh objek dengan diameter yang lebih besar dari sudut pandang Bumi. Fenomena okultasi ini sebenarnya lebih mirip dengan peristiwa gerhana, di mana suatu objek terhalang oleh objek lain dalam jangka waktu beberapa jam. Contohnya adalah gerhana matahari total yang akan terjadi pada 8 April 2024.
Apabila fenomena okultasi Venus dan Bulan teramati di Indonesia, kamu bisa mengamatinya dengan mata telanjang. Bulan akan tampak memesona dalam fase sabit, sementara Venus bakal tampil cantik bak bintang merah atau oranye paling terang di langit malam. Untuk melihat keduanya lebih dekat, kamu tentu membutuhkan alat bantu pengamatan seperti teleskop atau teropong bintang.