Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kucing yang terkena pinjal (pexels.com/Drift Shutterbug)

Pinjal merupakan hewan sangat kecil yang mengganggu kehidupan kucing. Biasanya akan menimbulkan iritasi, kekurangan darah, sampai terkena berbagai penyakit karena darahnya dihisap terus menerus.

Namun tahukah kamu fakta dari individu pinjal itu sendiri? Apakah pinjal merupakan parasit, tungau atau mungkin pinjal merupakan patogen penyebab penyakit? Nah, simak penjelasannya berikut ini, ya!

1. Pinjal merupakan serangga kecil yang berbeda dengan tungau

ilustrasi pinjal (flickr.com/Juan Pieterse)

Pinjal atau flea pada kucing merupakan hewan yang dikategorikan sebagai serangga bukan tungau. Kaki yang mereka miliki berjumlah tiga pasang dan memiliki tiga bagian tubuh, yaitu kepala, thorax dan abdomen atau perut.

Sedangkan tungau atau mites termasuk ke dalam jenis arachnida yang hanya memiliki dua bagian tubuh dan empat pasang tungkai, layaknya laba-laba dan kalajengking. Dilansir Intermountain Pet, mites merupakan parasit yang hidup di bagian kulit. Biasanya tidak bisa dilihat dengan mata telanjang dan hanya bisa mengetahuinya dari gejala pada hewan peliharaan berupa iritasi pada kulit.

Selain itu, pinjal merupakan serangga kecil peloncat ulung. Ketinggian loncatannya mencapai 7 inci dan jauhnya 12 inci. Sedangkan tungau tidak dapat loncat, biasanya hanya menetap di bagian tertentu dari tubuh kucing dan jarang berpindah terlalu jauh.

2. Pinjal kucing hanya bisa dilihat dari samping ketika menggunakan mikroskop

ilustrasi kenampakan pinjal di mikroskop (flickr.com/Tunedbeat)

Pinjal atau flea merupakan serangga yang unik. Sebab serangga yang pada umumnya dapat terlihat seluruh bagian tubuhnya di bawah mikroskop dari atas, serangga ini malah hanya bisa terlihat dari samping. Hal itu karena pinjal memiliki tubuh yang lonjong dan tidak pipih.

Jika di bawah mikroskop kamu coba lihat dari atas, maka kaki dan bagian lainnya tidak dapat terlihat. Berbeda jika kamu balik pinjal tersebut ke samping, maka seluruh bagian tubuhnya bisa terlihat secara detail. Hal itulah yang akan memudahkan identifikasi jenis pinjal.

3. Pinjal kucing dapat menyerang hewan lain bahkan manusia

ilustrasi kucing dan manusia (pexels.com/Yuliya Kota)

Jenis pinjal ternyata banyak, lho. Pinjal kucing atau Ctenocephalides felis merupakan satu di antara banyak pinjal lainnya. Dilansir Britannica, pinjal kucing tidak hanya dapat menyerang kucing domestik, namun anjing, rubah, mamalia bahkan manusia.

Meskipun jenis pinjal pada manusia juga ada yaitu Pulex irritans, namun kamu juga haru hati-hati saat berdekatan dengan kucing, ya. Bisa jadi ketika pinjal di kucing sangat banyak bisa melompat dan malah menyerang kamu. Selain itu, jika kamu punya kucing harus rutin di cek, apakah ada pinjal di kucing kamu atau tidak.

4. Pinjal kucing bisa menjadi resistan terhadap racun yang biasa digunakan

ilustrasi flea treatment (pexels.com/RODNAE Productions)

Kucing biasanya harus ada treatment atau perlakuan ketika pinjal di tubuhnya sudah sangat mengkhawatirkan. Salah satunya adalah dengan memberikan losion atau cairan yang mengandung racun (insektisida) untuk membunuh pinjal. Hal itu dilakukan agar kucing terbebas dari pinjal dan tidak mengalami sakit.

Namun hal yang perlu diwaspadai adalah pinjal bisa resistan terhadap jenis racun yang biasa digunakan. Dilansir BBC, salah satu kemungkinan penyebab populasi pinjal meningkat adalah adanya resistensi atau ketahanan terhadap racun yang biasa digunakan. Selain itu, perubahan cuaca yang membuat lingkungan hidup pinjal semakin nyaman menjadi faktor utamanya.

5. Pinjal juga memiliki musuh alami seperti semut api, laba-laba dan nematoda

ilustrasi semut sedang memangsa serangga lain (pexels.com/Kumar Kranti Prasad)

Semua makhluk hidup memiliki musuh alaminya. Sama halnya dengan serangga seperti pinjal kucing yang satu ini. Dilansir Fleasbgone, pinjal memiliki musuh alami seperti semut api, nematoda dan laba-laba.

Semut api salah satu musuh alami yang gigitannya bisa sangat mematikan untuk pinjal kucing. Manusia yang ukurannya besar saja ketika digigit semut ini bisa kesakitan, apalagi pinjal yang ukurannya kecil. Laba-laba juga sudah banyak dikenal sebagai predator dari banyak serangga yang ukuran tubuhnya lebih kecil. Sedangkan nematoda sendiri hanya bisa menyerang telur dan larva dari pinjal.

Nah, sekarang sudah paham, kan? Bahwa pinjal kucing ternyata adalah serangga parasit yang bisa menyebabkan dan menularkan penyakit baik untuk kucing, anjing bahkan manusia. Pinjal juga ternyata bisa resistan terhadap racun yang biasa digunakan dan ternyata pinjal memiliki musuh alaminya di alam.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team