Bumi mungkin tampak statis dan padat. Namun, faktanya, planet kita terus mengalami perubahan. Hal ini memang tidak disadari oleh satu individu saja karena rentang waktu geologis sangatlah lama dan bisa memakan beberapa generasi. Di samping itu, permukaan Bumi mengalami perubahan karena lempeng tektonik, batuan padat yang membentuk kerak Bumi.
Seiring berjalannya waktu, lempeng tektonik ini saling berdesakan dan mengalami pergeseran hingga menyebabkan gempa bumi dan letusan gunung berapi. Akibatnya, pergerakan lempeng tektonik ini dapat mengubah suatu benua, dengan pergeseran yang terjadi secara perlahan. Sebagaimana yang dicatat oleh National Geographic, setiap tahunnya Amerika Utara bergerak sekitar 3 cm lebih jauh dari Eropa seiring dengan melebarnya Samudra Atlantik.
Selain benua yang mengalami pergeseran, lautan di Bumi juga bisa mengalami hal serupa. Bahkan, ada studi bernama paleoseanografi, studi yang mempelajari lautan yang telah lama hilang. Sepanjang sejarah Bumi, lautan pernah tertutup dan lautan baru terbelah sehingga mengubah penampilan planet kita. Lautan atau samudra yang kita kenal di Bumi saat ini adalah Samudra Pasifik, Atlantik, Hindia dan Selatan. Namun, jutaan tahun yang lalu, saat dinosaurus masih ada, empat samudra tersebut belum ada. Akan tetapi, ada Samudra Tethys, lautan kuno yang pernah ada di Bumi. Mari, kita bahas!