ilustrasi kawat didi atau behel (pexels.com/cottonbro)
Pada awal 1900-an, istilah braces atau behel menjadi populer. Namun, pada saat tersebut, kawat gigi masih sangat mahal sehingga tidak semua orang mampu menggunakannya.
Dijelaskan dalam laman Thurman Ortho, kala itu, dokter gigi akan menempelkan berbagai bahan di sekitar gigi, yang kemudian akan dihubungkan dengan kawat. Sebagian besar dokter gigi akan menggunakan gading, tembaga, atau seng sebagai kawat. Namun, pasien yang mampu membayar perawatan mahal diberi kawat dari perak atau emas. Padahal, kawat emas sendiri membutuhkan penyesuaian yang sering karena emas menjadi lunak karena panas.
Penggunaan perekat untuk menahan braket di atas gigi menjadi terobosan terbesar di tahun 1970-an yang membuat perawatan behel atau kawat gigi tidak terlalu menyakitkan dan lebih nyaman. Seiring dengan peningkatan teknik ortodontis, emas, perak, dan logam lainnya digantikan oleh baja tahan karat yang membuat kawat gigi lebih terjangkau dan nyaman.
Kita semua telah menempuh perjalanan jauh dari kawat gigi kuno hingga kawat gigi modern seperti saat ini. Untuk kamu yang merupakan pengguna, mantan pengguna, atau calon pengguna kawat gigi, kamu patut bersyukur karena teknologi kawat gigi saat ini semakin mudah dijangkau, murah, dan efektif untuk membuat senyummu semakin memesona.