7 Fakta Silphium, Pil Kontrasepsi Kuno yang Hilang

Sekitar abad ke 6 sebelum masehi, ada sebuah kota yang dijuluki sebagai salah satu kota terkaya di dunia. Kota itu bernama Cyrene atau Kirene (sekarang Libya) yang ditempati oleh bangsa Yunani kuno. Hal yang menyebabkan Cyrene menjadi kota terkaya adalah karena tanaman bernama Silphium.
Ilmuwan Botani Yunani kuno, Theosphrastus mengungkapkan Silphium merupakan tanaman yang mirip sekali dengan kelompok tanaman Ferula Communis atau adas raksasa. Tanaman liar ini konon katanya mampu menyembuhkan segala macam penyakit, bahkan mampu mengendalikan kehamilan.
Tidak butuh waktu lama bagi orang Yunani kuno menemukan khasiat tanaman ini sebagai sumber makanan dan obat. Hal ini membuatnya semakin populer hingga menyebar ke seluruh Mediterania.
Kondisi ini juga menyebabkan permintaan akan tumbuhan herbal ini semakin besar dan meningkatkan harga jualnya. Nah, mari kita simak 7 fakta tanaman Silphium yang harus kamu ketahui.
1. Silphium berguna sebagai sumber makanan, rempah-rempah dan obat
Dilansir ZMScience dan Royal Botanic Garden Kew, hampir seluruh bagian tubuh tanaman ini bisa dimanfaatkan. Akarnya bisa dimakan dengan cuka dan batangnya bisa dibakar. Getahnya yang disebut laser bisa dijadikan sebagai bumbu masakan yang kemudian menjadi bumbu wajib masyarakat Yunani kuno.
Selain itu, Silphium mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit, mulai dari radang tenggorokan, demam, gangguan pencernaan, kutil, hernia sampai gigitan ular atau anjing liar. Pliny the Elder, penulis abad pertama masehi itu menuliskan bahwa gigitan anjing liar bisa diobati dengan mengoleskan Silphium ke area luka.
Namun, dia tidak merekomendasikan untuk mengoleskan Silphium ke gigi yang berlubang. Di samping itu, hewan ternak seperti domba atau kambing jika diberi makanan tanaman ini dipercaya mampu menghasilkan daging yang lezat.