Laporan The New York Times selama Perang Dunia II. (worldwar2database.com)
Pada tahun 1942, dua wartawan Times ditangkap dan ditahan sebagai tawanan perang. Harold Denny, yang dituduh meliput Korps Afrika, diculik oleh Nazi di Tobruk. Dia ditahan selama 5 bulan dan dipaksa menjalani pemeriksaan berulang kali oleh Gestapo di Berlin. Wartawan lain, Otto D. Tolischus ditahan, disiksa, dan dituduh sebagai mata-mata saat meliput perang di Jepang.
Meskipun Denny dan Tolischus akhirnya dibebaskan, reporter Times terkadang menjadi sasaran selama perang. Byron Darnton, koresponden perang lainnya, tewas dalam pemboman di New Guinea, ketika seorang yang meledakkan bom dari B-25 Amerika mengira kapal yang ditumpangi Darnton adalah kapal Jepang. Darnton adalah reporter Amerika kesepuluh yang tewas dalam Perang Dunia II.
Arthur Hays Sulzberger, menantu Ochs, menjabat sebagai penerbit pada 7 Mei 1935, memimpin Times saat negara itu memasuki Perang Dunia II. Setelah perang, Sulzberger memperluas surat kabar tersebut hingga mencakup edisi internasional, memperluas cakupan keuangan surat kabar, dan bahkan mulai membuat teka-teki silang di koran Times pada tahun 1942.
The New York Times Company juga mengakuisisi dua stasiun radio Kota New York setelah perang, WQXR dan WQXR -FM. Menurut Funding Universe, pada tahun 1958, perusahaan terus meningkatkan keuntungannya selama 60 tahun, tetapi saat itu kondisi kesehatan Sulzberger memburuk. Dia pensiun dari surat kabar pada tahun 1961, dan menantunya, Orvil E. Dryfoos, menggantikannya sebagai presiden dan penerbit.