Hitam, gelap, tidak berujung, dan dipenuhi oleh banyak bintang. Kira-kira itulah beberapa kata yang tepat untuk menggambarkan tentang tempat tinggal Bumi kita ini. Bagi banyak orang, luar angkasa mungkin terlihat membosankan.
Hanya seperti ruangan super luas kosong yang lampunya tidak pernah dinyalakan. Namun anggapan itu tidak benar lho! Seperti yang dilansir dari insider.com, di balik pemandangan hitam pekat ternyata luar angkasa menyimpan banyak kejutan. Kejutan apa saja?
Jika seseorang bertanya apa warna matahari? Kamu mungkin akan menjawab kuning. Tapi beda cerita kalau kamu tinggal di planet Mars. Pasalnya di planet merah ini, matahari justru berwarna biru.
Tentu saja bukan karena matahari yang bisa berubah warna, tapi karena debu di atmosfer Mars memiliki partikel halus yang memungkinkan cahaya biru menembus atmosfer lebih efisien dibandingkan dengan warna lainnya.
Nyatanya, sampah bukan hanya ada di permukaan Bumi tapi bahkan di luar Bumi pun kamu akan menemukan sampah. Tentu saja, sampah yang dimaksud bukanlah sampah plastik bekas makanan melainkan sampah astronomi seperti puing roket bekas sampai satelit yang mati bertahun-tahun lalu.
Percaya atau tidak, sampah-sampah ini masih ada dan mengelilingi Bumi. Saat ini totalnya mencapai 23.000 di mana Amerika Serikat menjadi negara penyumbang sampah terbesar dengan jumlah 3.990 sampah. Diikuti Rusia sebanyak 3.959, China sebanyak 3.893 dan beberapa negara lain yang mengirimkan pesawat atau satelit ke luar angkasa.
Berbeda dengan Bumi, Bulan tidak memiliki atmosfer sehingga tidak ada angin di sana yang bisa menghapus jejak kamu. Selain itu, batuan Bulan juga terkikis dengan sangat lambat yakni 0,04 inchi setiap satu juta tahun.
Alhasil, jejak apa pun di sana akan bertahan lama bahkan hingga ratusan tahun termasuk jejak kaki para astronaut yang bertandang ke bulan pada tahun 1969.
Meski mendapatkan julukan sebagai kembaran Bumi, namun sebenarnya Venus sangat berbeda dengan Bumi. Salah satunya adalah rotasinya. Venus berputar sangat lamban pada porosnya, alhasil satu hari di Venus sama dengan 243 hari di Bumi.
Namun karena orbitnya lebih kecil, Venus bisa mengelilingi matahari lebih cepat dan membuat satu tahun di sana setara dengan 225 hari Bumi.
Di Bumi, kita bisa memakai baju apa pun. Tapi, kebebasan itu tidak berlaku di luar angkasa. Saat seorang astronaut berada di luar angkasa, mereka membutuhkan pakaian khusus. Tanpa pakaian tersebut, para astronaut bisa mati dalam hitungan detik.
Perlu kamu tahu, luar angkasa tidak memiliki tekanan, akibatnya paru-paru akan mengembang dan membuat astronaut kesulitan bernafas. Selain itu radiasi matahari juga bisa menyebabkan darah mendidih, kembung, hingga kapiler meledak yang berakhir dengan kematian.
Pernahkah kamu melihat gambar galaksi Bimasakti? Jika pernah, kamu mungkin menyadari jika inti galaksi kita adalah bagian yang paling terang. Nyatanya, inti galaksi Bimasakti bukanlah bintang berukuran besar, melainkan lubang hitam besar yang masih aktif. Yang lebih mengerikan, lubang hitam itu bukan hanya ada satu melainkan ribuan.
Bukan hanya Bumi yang punya gunung-gunung tinggi. Di Mars, kita juga akan menemukan hal yang sama bahkan lebih tinggi dari apa yang ada di Bumi. Gunung tertinggi di Mars dikenal dengan nama Olympus Mons yang memiliki tinggi 21.171 meter yang berarti gunung ini tiga kali lipat lebih tinggi dari gunung Everest.
Gunung ini jadi lebih tinggi karena planet Mars tidak memiliki lempengan tektonik. Selain itu, gunung di Mars juga tidak akan meletus karena inti planet ini sudah mendingin.
Luar angkasa memang terlihat kosong karena jarak planet dan bintang saling berjauhan satu sama lain, sehingga akan sulit untuk melihatnya!