ilustrasi ubur-ubur terbalik (Wikimedia.org/Bjoertvedt)
Dilansir laman Australian Museum, ubur-ubur terbalik muncul secara alamai di berbagai lokasi tropis. Di beberapa lokasi, ubur-ubur ini dianggap invasif karena populasinya yang sangat banyak. Populasi ubur-ubur yang terlampau banyak di beberapa lokasi berpotensi untuk menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan laut setempat.
Namun, adanya predator ubur-ubur seperti penyu, tuna, ikan mola-mola, dan ikan butterfish dapat menjaga keseimbangan populasi ubur-ubur yang ada di lautan.
Walaupun di beberapa lokasi ubur-ubur ini memiliki populasi yang invasif, dilansir laman Rosamond Gifford Zoo, ubur-ubur terbalik merupakan species ubur-ubur yang paling rentan terancam punah akibat habitatnya yang berada di perairan laut dangkal seperti hutan bakau dan pesisir. Penebangan hutan bakau, pembangunan pesisir yang masif, dan praktik pertanian yang berlokasi di laut dangkal menjadi ancaman bagi populasi ubur-ubur terbalik.
Itulah 5 fakta terkait ubur-ubur terbalik atau Cassiopea. Ubur-ubur terbalik memiliki bentuk tubuh terbalik yang membuatnya sedikit berbeda dari ubur-ubur pada umumnya. Tidak hanya itu, perilakunya yang unik seperti dapat tertidur juga membuat ubur-ubur ini berbeda dari ubur-ubur lain. Ubur-ubur terbalik memiliki habitat utama di daerah perairan laut dangkal. Oleh sebab itu, manusia harus terus menjaga dan tidak merusak ekosistem perairan laut dangkal salah satunya agar ubur-ubur species ini tidak mengalami kepunahan.