Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tahan Cuaca Dingin, Inilah 5 Herbivora Unik dari Pegunungan Himalaya

ilustrasi herbivora himalaya (commons.m.wikimedia.org/Editinf)
ilustrasi herbivora himalaya (commons.m.wikimedia.org/Editinf)

Himalaya merupakan wilayah pegunungan tertinggi di dunia. Dilansir dari Britannica, puncak tertinggi Himalaya, yaitu Gunung Everest, berada di ketinggian 8849 mdpl. Kondisi alam Himalaya ini membuat setiap hewan yang hidup di dalamnya harus beradaptasi dengan iklim yang dingin.

Herbivora juga menjadi salah satu kelompok hewan yang hidup di Himalaya. Di tengah dinginnya cuaca dan sumber daya makanan yang lebih sulit dijumpai saat musim dingin, para hewan herbivora ini memiliki ragam mekanisme adaptasi untuk mengatasinya. Berikut merupakan lima jenis spesies herbivora unik yang ada di Pegunungan Himalaya.

1. Kiang

ilustrasi kiang (commons.m.wikimedia.org/Candle Tree)
ilustrasi kiang (commons.m.wikimedia.org/Candle Tree)

Dilihat dari bentuk telinganya yang pendek, kiang (Equus kiang) sekilas tampak seperti kuda. Akan tetapi, hewan ini merupakan spesies keledai terbesar dengan berat tubuh yang bisa mencapai lebih dari 400 kg. 

Kiang mampu beradaptasi di stepa dataran tinggi. Dikutip dari Animal Diversity, rambut-rambut tubuh kiang dapat berubah warna dan ketebalan bergantung musim. Ketika musim panas tiba, kiang akan tampak berwarna kemerahan dengan rambut yang lebih tipis. Sedangkan warna rambutnya akan berubah kecoklatan dan lebih tebal saat musim dingin. 

2. Goral Himalaya

ilustrasi goral himalaya (flickr.com/eMammal)
ilustrasi goral himalaya (flickr.com/eMammal)

Goral Himalaya (Naemorhedus goral) banyak mendiami wilayah hutan dan semak belukar di lereng Pegunungan Himalaya. Meskipun secara ukuran tidak berbeda jauh dengan spesies kambing pada umumnya, goral himalaya memiliki badan yang lebih kuat untuk melalui terjalnya medan Pegunungan Himalaya, dikutip dari Animal Diversity.

Dibandingkan spesies goral lainnya, goral himalaya memiliki jumlah populasi terbesar. Dilansir dari Britannica, dua spesies goral lainnya yaitu goral merah dan goral ekor panjang menghadapi ancaman kepunahan akibat perburuan daging dan hilangnya habitat. 

3. Markhor

ilustrasi markhor (pxhere.com)
ilustrasi markhor (pxhere.com)

Markhor (Capra falconeri) adalah spesies kambing liar dengan ciri khas tanduk besar dan panjang di kepalanya. Dimorfisme seksual atau perbedaan ukuran antara jantan dan betinanya terlihat cukup mencolok. Dikutip dari Animal Diversity, bobot markhor jantan berkisar antara 80–110 kg, sedangkan betinanya rata-rata memiliki bobot 32–50 kg.

Rambut tubuh markhor juga akan berubah sesuai dengan musimnya seperti kiang. Dilansir dari Britannica, herbivora ini akan terlihat berwarna coklat kemerahan di musim panas. Saat musim dingin tiba, warna rambut tubuhnya akan berubah menjadi abu-abu.

4. Tahr Himalaya

ilustrasi tahr himalaya (pexels.com/Pexels User Pemba sherpa)
ilustrasi tahr himalaya (pexels.com/Pexels User Pemba sherpa)

Tahr himalaya (Hemitragus jemlahicus) merupakan spesies herbivora sejenis kambing liar. Walaupun dari ukuran tubuh terlihat berbeda, tahr jantan dan betina sama-sama memiliki tanduk pendek yang melengkung ke belakang.

Tahr himalaya banyak ditemukan di lereng pegunungan Himalaya yang dipenuhi rumput dan semak-semak. Kukunya tersusun dari lapisan keratin keras dan mengelilingi bantalan kulit di sekitarnya. Adaptasi morfologi ini membuat tahr himalaya dapat mendaki lereng curam tanpa kesusahan, dikutip dari Animal Diversity.

5. Yak

ilustrasi yak (needpix.com)
ilustrasi yak (needpix.com)

Yak (Bos grunniens) adalah hewan sejenis banteng yang tersebar di Tibet, Asia Tengah, Mongolia dan Nepal. Hewan ini bisa dikenali dari bentuknya yang mirip bison dengan rambut-rambut panjangnya.

Di dataran tinggi Himalaya terdapat 2 jenis yak yaitu yak liar dan yak domestik. Sebagian besar yang ditemui di Himalaya merupakan yak domestik. Domestikasi yak diduga sudah terjadi sejak adanya jalur sutra perdagangan. Dilansir dari Britannica, kala itu yak digunakan rombongan pedagang untuk mengangkut barang dagangan.

Selain dinginnya cuaca, beberapa herbivora dari Himalaya ini juga beradaptasi terhadap minimnya oksigen di daerah pegunungan. Dikutip dari jurnal Frontiers tahun 2022, untuk memaksimalkan pengambilan oksigen, hewan dataran tinggi memiliki kadar hemoglobin yang jauh lebih banyak dibandingkan hewan dataran rendah. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mayang Ulfah Narimanda
Hella Pristiwa
Mayang Ulfah Narimanda
EditorMayang Ulfah Narimanda
Follow Us