Alasan mengapa masakan khas Sumatera Utara seperti na niarsik bisa tahan selama beberapa hari tanpa mengalami kerusakan adalah disebabkan oleh penambahan rempah andaliman yang dapat melindungi dari terjadinya kerusakan mikrobiologis.
Menurut Shasti dan Siregar (2017), andaliman mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, dan tanin yang memiliki khasiat sebagai pengawet alami. Senyawa-senyawa tersebut dapat mengganggu pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan kerusakan pada makanan, sehingga hidangan khas Sumatera Utara umumnya stabil pada suhu ruang dan tahan terhadap kebusukan.
Hal ini terbukti dengan dilakukannya penelitian Muzafri (2016), yaitu perbandingan karakteristik filet ikan dengan penambahan ekstrak andaliman yang disimpan selama 3 hari dengan karakteristik filet ikan tanpa penambahan ekstrak andaliman.
Hasil tersebut membuktikan bahwa filet yang ditambahkan dengan ekstrak andaliman lebih tahan terhadap kerusakan secara organoleptik (warna, aroma, tekstur) dan mikrobiologis yang diakibatkan oleh adanya bakteri pembusuk.
Sedangkan filet ikan patin yang tidak diberi perlakuan ekstrak andaliman setelah penyimpanan 3 hari sudah mengalami penurunan mutu, yaitu adanya bau amoniak yang mengindikasikan adanya kebusukan, pelunakan tekstur daging, dan perubahan warna yang lebih memudar dibandingkan dengan filet ikan yang diberi ekstrak andaliman.