Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kupu-kupu swallowtail (commons.wikimedia.org/Subhendukhan)

Penyebutan kupu-kupu swallowtail merujuk pada famili Papilionidae yang bisa ditemukan di berbagai belahan dunia. Mau itu daerah subtropis, daerah tropis, daerah dingin, sampai panas semuanya bisa dihuni oleh serangga ini. Kupu-kupu swallowtail juga merupakan salah satu kupu-kupu paling terkenal di dunia. Ia kerap dicari, mudah dikenali, punya warna yang cantik, dan sering diteliti.

Tak seperti kupu-kupu lain yang larvanya bisa menyebabkan rasa gatal, larva atau ulat dari kupu-kupu swallowtail justru tidak berbahaya dan tidak berbulu. Larvanya juga mudah dikenali, bahkan hanya dengan sekali lihat. Selain itu, serangga bersayap ini juga menyimpan segudang fakta unik yang beberapa diantaranya akan segera kita bahas!

1. Merupakan salah satu kupu-kupu paling terkenal di dunia

Kupu-kupu swallowtail (commons.wikimedia.org/Subhendukhan)

Kupu-kupu swallowtail menyandang gelar sebagai salah satu kupu-kupu paling terkenal di dunia. Hal ini tidak mengherankan mengingat ia mudah dikenali, tersebar di berbagai daerah, dan populasinya melimpah. Nama swallowtail yang dimiliki hewan ini juga tak sembarangan karena merujuk pada "ekor" yang hadir di sayap bagian belakangnya, jelas Britannica. Nah, "ekor" itulah yang jadi ciri khas dan pembeda kupu-kupu ini dengan spesies lain.

Saking terkenalnya, kupu-kupu swallowtail sering diteliti oleh para ahli. Karena hal tersebut para ahli tahu banyak tentang hewan ini, entah soal ciri fisiknya, kebiasaannya, perilakunya, kehidupannya, atau reproduksinya. Selain peneliti, kolektor kupu-kupu dan pecinta hewan juga sangat tertarik dengan kupu-kupu swallowtail. Dalam hal ini, mereka sering memburu dan mengoleksi kupu-kupu swallowtail karena warna dan coraknya yang cantik.

2. Punya banyak spesies dengan warna yang sangat beragam

Kupu-kupu swallowtail (commons.wikimedia.org/Sarpitabose)

Tentunya, kupu-kupu swallowtail terdiri dari banyak spesies kupu-kupu. Spesifiknya, tiap spesies memiliki ciri fisik yang khas, berbeda, dan bervariasi. Ada yang berukuran besar, berukuran kecil, punya sayap lebar, punya badan ramping, bahkan ada yang sayapnya berukuran raksasa. Perbedaan-perbedaan tersebut juga memiliki fungsi tersendiri, seperti untuk menarik perhatian lawan jenis, berkamuflase, memperingati predator, atau sebagai alat identifikasi masing-masing spesies.

Sebagai contoh, ada spesies dengan sayap berwarna hijau kebiruan seperti Papilio glaucus. Teinopalpus aureus juga sangat indah dengan sayap hijau yang memukau. Di sisi lain, Papilio canadensis justru punya perpaduan warna kuning dan hitam yang menawan. Tak mau kalah, Battus philenor juga sangat cantik karena punya sayap berwarna hitam dan biru. Kemudian, ada juga spesies unik seperti Lamproptera meges yang punya "ekor" super panjang dan perpaduan warna hitam, putih, dan hijau.

3. Punya mimikri yang berguna untuk mempertahankan diri dari predator

Kupu-kupu swallowtail (commons.wikimedia.org/Uoaei1)

Sebagai serangga berukuran kecil, tentunya kupu-kupu swallowtail rentan akan serangan predator. Beberapa predator utama serangga ini adalah laba-laba, belalang sembah, burung predator, kadal, ular, dan mamalia kecil. Sebenarnya kupu-kupu swallowtail tak memiliki mekanisme pertahanan yang mampu melukai predator, ia tak bisa menyengat, menggigit, atau menusuk predator dengan duri. Tapi jangan salah, hewan ini punya mimikri yang sangat efektif, lho.

Spesifiknya, banyak spesies swallowtail yang menunjukan mimikri batesian, jelas artikel di jurnal Evolution. Mimikri batesian sendiri adalah mimikri yang dilakukan dengan meniru spesies lain yang berbahaya. Nah, karena hal tersebut para predator tak mau memakan kupu-kupu swallowtail karena mengira mereka sebagai spesies kupu-kupu lain yang rasanya tidak enak, berbahaya, atau beracun.

4. Larvanya tidak berbulu

Larva kupu-kupu swallowtail (commons.wikimedia.org/William Warby)

Secara umum, larva atau ulat kupu-kupu swallowtail sama sekali tidak berbahaya. Ia tak bisa membunuh atau menyebabkan komplikasi serius pada manusia. Tak cuma itu, kebanyakan larva swallowtail juga tidak berbulu. Daripada berbulu, larva hewan ini biasanya memiliki tentakel berdaging di tubuhnya, jelas berbagai sumber. Tentakel tersebut merupakan salah satu mekanisme pertahanan hewan ini dari predator.

Walau tidak berbahaya bagi manusia, namun beberapa spesies seperti Battus philenor cukup berbahaya bagi predator. Jika predator memakannya, larva tersebut bisa mengeluarkan zat beracun yang rasanya tak enak. Selain racun dan tentakel, larva swallowtail yang memiliki kemampuan kamuflase luar biasa. Umumnya, mereka punya tubuh berwarna hijau, hitam, atau cokelat yang bisa digunakan untuk berkamuflase di rerumputan, batang pohon, atau dedaunan.

5. Kupu-kupu swallowtail bisa ditemukan di berbagai belahan dunia

Kupu-kupu swallowtail (en.wikipedia.org/Fir0002)

Dilansir iNaturalist, kupu-kupu swallowtail bisa ditemukan dimanapun, mulai dari Eropa, Asia, Amerika, sampai wilayah Arktik. Lebih lanjut, hewan ini bisa tinggal di dataran rendah sampai dataran tinggi yang ketinggiannya mencapai 6000 mdpl. Tak cuma di alam liar, hewan ini juga sering terlihat di area yang padat penduduk, seperti taman, sekolah, area pertanian, desa, sampai perkotaan. Ia sering bertengger, beterbangan, dan beraktivitas di area lembab, pepohonan, semak-semak, sampai di pekarangan rumah. Jadi, kamu bisa menemukan hewan ini dengan sangat mudah.

Kupu-kupu swallowtail bukan sekadar kupu-kupu cantik berwarna cerah yang bisa ditemukan di pekarangan rumah. Nyatanya, hewan ini merupakan hewan unik yang sangat menarik untuk diulik. Pertama, ia punya kemampuan mimikri batesian dengan cara meniru hewan lain. Ulat kupu-kupu swallowtail juga tidak berbulu dan tidak berbahaya bagi manusia. Tak cuma itu, ternyata hewan ini sangat terkenal entah di kalangan orang awam, peneliti, atau kolektor.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team