ilustrasi siang hari (pexels.com/Fröken Fokus)
Barangkali kamu penasaran, mengapa terjadi perbedaan perata waktu matahari. Terkait hal tersebut, ada dua faktor yang memengaruhinya, yakni kemiringan sumbu bumi dan tingkat kelonjongan orbit bumi.
Pada September-Desember dan Maret-Juni, sumbu bumi menjauhi titik seimbang menuju simpangan maksimumnya. Dampaknya, matahari akan transit lebih cepat.
Sebaliknya, pada Juni-September dan Desember-Maret, sumbu bumi menjauhi simpangan maksimum menuju titik seimbang. Hasilnya, matahari jadi transit lebih lambat.
- Tingkat lonjong orbit bumi
Faktanya, orbit bumi gak selalu berbentuk lingkaran, lho! Dilansir Climate NASA, bentuk orbit bumi dipengaruhi oleh tingkat gravitasi dari dua planet raksasa dengan gas terbesar di tata surya, yakni Jupiter dan Saturnus. Jadi, orbit bumi kadang bisa melingkar atau lebih lonjong maupun elips.
Orbit bumi yang sedang dalam kondisi elips dengan kelonjongan 1/60 disebut sebagai aphelion. Adapun ketika bumi dekat dengan matahari disebut perihelion. Ketika bumi sedang bergerak menjauhi perihelion ke aphelion pada Januari-Juli, matahari akan transit lebih lambat.
Sebaliknya, ketika menjauhi aphelion dan kembali ke perihelion pada Juli-Januari, matahari akan transit lebih cepat. Pada periode inilah bumi kita saat ini. Puncaknya, bakal terjadi di awal November.