Menurut laman ScienceAlert, dinamakan Lomankus edgecombei, spesies ini merupakan hewan laut yang sama sekali baru yang termasuk dalam kelas Megacheirans—kelas artropoda yang telah punah dengan lengan besar yang mencengkeram di bagian depan tubuh untuk menangkap mangsanya.
Fosilisasi bisa sangat berpengaruh pada material aslinya. Proses yang sering terjadi membuat jenazah terkena tekanan, panas, atau kombinasi keduanya, sehingga mengakibatkan perubahan anatomi yang signifikan yang menyulitkan untuk melihat fitur-fiturnya secara jelas, atau dalam tiga dimensi.
Lapisan fosil yang mengawetkan organisme dengan detail yang sangat halus dikenal sebagai Lagerstätte. Meskipun tebalnya hanya beberapa sentimeter, namun di dalamnya terdapat sejumlah trilobita purba yang tubuhnya telah berubah menjadi emas palsu. Di sinilah Parry dan rekan-rekannya menemukan L. edgecombei.
"Batu terbentuk melalui kerja bakteri pereduksi sulfat yang mengurai bahan organik tanpa adanya oksigen dan menghasilkan hidrogen sulfida," kata Parry.
Ini kemudian dapat bereaksi dengan besi untuk membentuk batu, yang merupakan besi sulfida. Jadi, untuk membentuk batu, dibutuhkan bahan organik, besi, dan sedikit oksigen. Sedimen yang mengandung fosil-fosil itu rendah bahan organik tapi tinggi zat besi, sehingga bangkai binatang yang diawetkan membentuk batu.