ilustrasi rel kereta (pixabay.com/malubeng)
Tampak sama, sejatinya rel kereta disusun dengan jenis perlintasan yang berbeda, lho. Dilansir DPU Kabupaten Kulonprogo, ada tiga jenis perlintasan antara jalan dan rel kereta api.
1. Perlintasan sebidang
Perlintasan sebidang ditandai dengan jalan dan rel kereta yang berada dalam satu bidang tanah. Sorotan utama perlintasan kereta sebidang adalah sering terjadi kecelakaan karena tidak ada pintu palang kereta. Selain itu, perlintasan sebidang biasanya menyebabkan antrian kendaraan yang cukup panjang.
2. Perlintasan bawah (underpass)
Perlintasan bawah atau underpass dibangun di bawah permukaan tanah. Struktur underpass berupa struktur cetak di tempat dengan menggunakan sistem percetak. Berada di bawah tanah, perlintasan underapass harus dilengkapi dengan sistem drainase yang bagus agar tidak ada genangan air di badan perlintasan.
3. Lintas atas (overpass/flyover)
Perlintasan atas atau overpass berada di atas permukaan tanah sekitarnya. Biasanya jalur kereta lintas atas berbentuk seperti jembatan lengkap dengan pendekat atau oprit. Jalur perlintasan rel kereta jenis ini harus dilengkapi dengan ruang bebas di bawahnya untuk mempermudah pergerakan kereta.
Apa pun jenis lintasannya, penerapan celah tetap digunakan. Mengingat fungsi celah pada sambungan rel kereta api ini penting guna mencegah terjadinya bengkok yang memicu kecelakaan.