Cacing polikhaeta (pixabay.com/dimitrisvetsikas1969)
Cacing laut mungkin berukuran kecil, tapi dampaknya ke karang bisa bikin geleng-geleng kepala. Jenis yang paling sering jadi masalah adalah cacing pipih pemakan Acropora (AEFW) dan pemakan Euphyllia. Dua jenis karang ini terkenal sebagai elemen penting di ekosistem terumbu karena bentuknya yang rumit dan jadi rumah bagi banyak organisme laut. Kalau sudah diserang cacing ini, koloni karang bisa perlahan keropos dari dalam.
Cacing dari kelas Polychaeta juga termasuk yang suka menyerang karang. Mereka punya tubuh beruas dan bisa menyusup ke jaringan karang tanpa disadari, terutama karena ukuran mereka yang sangat kecil. Dari luar, semuanya terlihat baik-baik saja, padahal di dalam, jaringan karang pelan-pelan dimakan habis.
Masalahnya, karang yang sudah terkena cacing-cacing ini jadi gampang retak, rapuh, dan lebih rentan terserang penyakit laut lain. Selain itu, lubang-lubang kecil yang ditinggalkan bisa jadi sarang untuk organisme perusak lainnya.
Terumbu karang adalah salah satu harta karun alam yang paling rapuh dan berharga. Kehadirannya tidak hanya mempercantik laut, tapi juga menjadi penopang kehidupan bagi banyak spesies. Sayangnya, keberadaan hewan-hewan perusak membuat misi menjaga karang semakin menantang.
Namun, bukan berarti kita tidak bisa berbuat apa-apa. Dengan memahami siapa saja musuh karang, kita bisa ikut mendukung upaya pelestarian, mulai dari mengurangi polusi laut hingga menjaga populasi predator alami mereka. Laut yang sehat adalah tanggung jawab bersama, dan menjaga karang berarti menjaga kehidupan itu sendiri.