Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi penyu (pexels.com/Jeremy Bishop)

Intinya sih...

  • Ikan kod memiliki gadusol sebagai sunscreen alami untuk melindungi diri dari sinar UV.

  • Penyu juga menggunakan gadusol untuk melindungi tubuhnya. Adapun, senyawa ini ditemukan pada beberapa spesies lain.

  • Cumi-cumi, bulu babi, dan udang laut menggunakan asam amino mirip mikosporin (MAA) sebagai tabir surya alami yang menyerap sinar UV secara alami.

Sinar ultraviolet (UV) tak hanya berdampak pada manusia, tetapi juga bisa memengaruhi makhluk hidup lain, termasuk hewan laut. Walau hidup di air, banyak hewan laut di perairan dangkal yang terkena sinar Matahari langsung. Kondisi ini membuat mereka berisiko mengalami kerusakan sel akibat radiasi sinar UV.

Menariknya, beberapa hewan laut memiliki cara tersendiri untuk melindungi diri dari paparan sinar UV. Mekanisme perlindungan diri tersebut bekerja layaknya sunscreen atau tabir surya. Dalam kata lain, hewan-hewan laut ini bisa memproduksi sunscreen yang melindungi tubuh mereka dari radiasi sinar UV. Penasaran hewan laut apa saja yang memiliki sunscreen alami? Yuk, cari tahu jawabannya di bawah ini!

1. Ikan kod

ilustrasi ikan kod (commons.wikimedia.org/Wilhelm Thomas Fiege)

Ikan kod (Gadus marhua) mempunyai senyawa yang disebut gadusol. Senyawa ini berperan sebagai tabir surya atau sunscreen alami untuk melindungi embrio ikan dari kerusakan akibat radiasi sinar UV. Menurut laporan yang terbit dalam jurnal Current Biology pada 2023, gadusol diproduksi oleh induk ikan kod dan disimpan di dalam telur.

Gadusol bekerja dengan menyerap radiasi UV sebelum mencapai sel-sel yang sensitif di tubuh ikan, khususnya embrio. Dengan begitu, bagian tubuh ikan kod terlindungi secara alami dari paparan sinar UV. Selain ikan kod, gadusol juga ditemukan dalam spesies ikan lain, seperti salmon, ikan rainbow trout, dan ikan gobi.

2. Penyu

ilustrasi penyu (pexels.com/Francesco Ungaro)

Selain ikan kod, penyu juga memiliki senyawa gadusol yang berfungsi sebagai sunscreen alami. Senyawa gadusol yang diproduksi oleh penyu bisa melindungi tubuh mereka dari radiasi sinar UV. Tak hanya penyu, mengutip dari Oregon State University, gadusol juga ditemukan pada beberapa spesies aligator dan ayam ternak.

Seorang profesor dari Fakultas Farmasi Oregon State University, Taifo Mahmud, memberi penjelasan bahwa gadusol pertama kali ditemukan pada telur ikan. Namun, seiring berjalannya waktu, gadusol telah ditemukan di beberapa spesies lain, seperti penyu, ayam ternak, dan aligator. Mahmud juga meyakini bahwa gadusol mempunyai peran lain, seperti sebagai antioksidan dan berperan dalam respons tubuh terhadap stres.

3. Cumi-cumi

ilustrasi cumi-cumi (pexels.com/Pascal Ingelrest

Cumi-cumi dapat melindungi diri dari paparan sinar UV melalui cara yang tak kalah menarik, yaitu dengan memproduksi asam amino mirip mikosporin (MAA). Senyawa ini berperan layaknya tabir surya yang menyerap sinar UV secara alami. Selain cumi-cumi, senyawa MAA juga ditemukan pada organisme laut lainnya, seperti alga, koral, krustasea, dan moluska.

Bak sunscreen atau sunblock yang menghadang paparan sinar Matahari, senyawa MAA dapat menyerap radiasi elektromagnetik sinar UV-A dan UV-B. Namun, ia tak seperti produk buatan manusia. Para ilmuwan belum mengetahui secara pasti komposisi kimia senyawa MAA yang diproduksi secara alami oleh organisme laut tersebut.

4. Bulu babi

ilustrasi bulu babi (pexels.com/Francesco Ungaro)

Bulu babi atau yang juga dikenal sebagai landak laut mempunyai mekanisme pertahanan diri dari sinar UV yang mirip dengan cumi-cumi, yaitu dengan memproduksi asam amino mirip mikosporin (MAA). Senyawa ini bertindak sebagai tabir surya alami dengan cara menyerap sinar ultraviolet (UV) dan melepaskannya kembali dalam bentuk energi panas. Dengan begitu, komponen seluler dan DNA bulu babi terhindar dari kerusakan akibat radiasi sinar UV.

5. Udang laut

ilustrasi udang laut (pexels.com/William Warby)

Udang laut adalah bagian dari krutasea, yang juga bisa memiliki asam amino mirip mikosporin (MAA) untuk melindungi diri dari paparan sinar UV. Namun, berbeda dengan cumi-cumi dan bulu babi yang memproduksi sendiri senyawa MAA, udang laut diketahui menyerap MAA dari makanan (alga atau mikroalga) dan mengakumulasikannya di jaringan tubuh mereka . Ini berarti, meski udang tidak memproduksi MAA sendiri, mereka memperolehnya melalui makanan.

Berfungsi seperti sunscreen yang melindungi kulit manusia dari paparan Matahari, senyawa gadusol dan MAA membantu melindungi hewan-hewan laut dari kerusakan sel akibat radiasi sinar UV. Keberadaan dua senyawa ini membuktikan bahwa dunia fauna kaya akan mekanisme perlindungan diri alami. Adaptasi biokimia pada hewan laut berkembang secara unik untuk menjamin kelangsungan hidup mereka di lingkungan yang penuh ancaman.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha ‎