ilustrasi tiga gadis muslim (unsplash.com/Hasan Almasi)
Islamofobia bukan sekadar respons terhadap meningkatnya ekstremisme Islam, tapi juga merupakan sebuah ketidaktahuan terhadap Islam itu sendiri. Negara-negara muslim sering kali disalahkan karena kesalahpahaman tentang agama Islam yang masih sering terjadi saat ini. Dilansir laman PRB, terdapat sekitar 2 miliar umat muslim yang ada di dunia saat ini, sebagian besar tinggal di 49 negara. Namun, banyak media yang hanya memberitakan sisi buruk terkait terorisme. Padahal, di negara seperti Indonesia, mayoritas umat Islam hidup berdampingan dengan damai.
Berita buruk tentang Islam inilah yang mengubah persepsi sebagian orang Barat saat memandang umat muslim. Ada orang Barat, misalnya, yang menyamakan Wahhabisme—suatu gerakan Islam ekstremis yang dianut oleh keluarga kerajaan di Arab Saudi—dengan mayoritas Islam di seluruh dunia. Kenyataannya, Wahhabisme sebenarnya tidak populer dalam Islam. Itu karena agama Islam terdiri dari banyak golongan dan paham yang berbeda.
Islam juga sering dipandang sebagai agama yang penuh kekerasan. Hal ini biasanya didasari atas seruan jihad. Meskipun benar bahwa konsep "jihad" dalam Islam membenarkan tindakan kekerasan, tetapi istilah tersebut sebenarnya merupakan "usaha yang dilakukan". Ini diartikan dalam banyak hal, seperti jihad terhadap hawa nafsu atau godaan setan.
Kenyataannya, Islam tidak melulu memandang suatu hal dengan kekerasan. Hal ini tertera dalam surah Al-Maidah ayat 32. Dalam surah ini, dinyatakan bahwa membunuh orang yang tidak bersalah sama saja seperti membunuh seluruh umat manusia. Semoga penjelasan ini bisa memberikanmu pencerahan.