Pada tahun 1907, salah satu tokoh pendiri psikologi yang tidak dikenal, Margaret Floy Washburn menerbitkan sebuah eksperimen dengan salah satu muridnya yang menunjukkan "hilangnya kekuatan asosiatif" dalam kata-kata yang ditatap selama tiga menit.
Kata-kata tersebut menjadi aneh, kehilangan maknanya dan menjadi terpecah-pecah seiring berjalannya waktu. Metode dan penyelidikan introspektif seperti itu sudah tidak lagi disukai dalam psikologi.
Gagasan bahwa transformasi dan hilangnya makna dalam pengulangan disertai oleh perasaan tertentu—jamais vu.
Jamais vu merupakan sinyal bagi kamu bahwa sesuatu telah menjadi terlalu otomatis, terlalu lancar, terlalu mengulang. Hal ini membantu kita "keluar" dari proses yang sedang dialami dan perasaan tidak nyata tersebut sebenarnya merupakan sebuah pengecekan kenyataan.
Wajar saja jika ini harus terjadi. Sistem kognitif kita harus tetap fleksibel, yang memungkinkan untuk mengarahkan perhatian ke mana pun yang dibutuhkan daripada tenggelam dalam tugas-tugas yang berulang terlalu lama.
Penjelasan ilmiah utamanya adalah tentang "kejenuhan"—kelebihan beban representasi hingga menjadi tidak masuk akal.
Hal ini juga tampaknya terkait dengan penelitian tentang Obsessive compulsive disorder (OCD), yang meneliti efek menatap objek secara kompulsif, seperti cincin gas yang menyala. Menulis berulang kali memberikan efek yang aneh dan berarti realitas mulai bergeser. Namun ini mungkin membantu kita memahami dan mengobati OCD.