ilustrasi anatomi indung telur manusia (teresewinslow.com/Terese Winslow LLC)
Kanker yang menyerang organ reproduksi wanita ini menyebabkan kematian paling tinggi di antara jenis kanker yang lain. Masa awal perkembangan kanker jenis ini memang cukup sulit terdeteksi. Bila diketahui lebih dini dan ditangani lebih cepat, maka pasien memiliki 94 persen peluang untuk sembuh dan dapat hidup lebih dari 5 tahun setelah terdiagnosis.
Risiko kanker ovarium atau kanker indung telur dapat meningkat pada wanita yang mewarisi perubahan tertentu pada gen BRCA1 dan BRCA2. Risiko ini juga meningkat pada
wanita dengan sindrom bawaan tertentu di antaranya adalah sindrom kanker ovarium spesifik lokasi familial, sindrom kanker payudara/ovarium familial, dan kanker kolorektal nonpoliposis herediter (HNPCC; sindrom Lynch).
Beberapa gejala umum dari penyakit kanker ovarium adalah perut kembung, nyeri di bagian panggul dan sekitar perut, kelelahan terus-menerus, kesulitan untuk makan akibat perut kenyang dengan cepat walaupun makan sedikit, dan munculnya permasalahan terkait kandung kemih, seperti lebih sering buang air atau tidak bisa menahan desakan untuk buang air kecil. Bila kamu merasa nyeri ketika melakukan hubungan seks (penetrasi vagina) atau terjadi perubahan menstruasi, seperti haid yang tidak teratur atau perdarahan yang keluar lebih banyak dari biasanya, maka alangkah baiknya kamu memeriksakan diri ke dokter terdekat.
Selain menambah wawasan, diharapkan info ini dapat meningkatkan awareness para perempuan Indonesia khususnya terkait kesehatan dirinya sendiri. Yuk, lebih peduli dengan tubuhmu!