Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
thebetterindia.com

Shubham Banerjee gak sedang berusaha menemukan teknologi terobosan baru ketika ia sedang mengutak-atik robot dari perangkat LEGO tahun lalu — bocah laki-laki berusia 12 tahun itu hanya mencoba menyelesaikan proyek pameran sains sekolahnya.

Namun printer Braille LEGO milik Banerjee menjadi harapan menakjubkan bagi komunitas masyarakat tuna netra: ketika kebanyakan printer Braille dijual dalam harga 2.000 dolar AS (sekitar 26.350.000 Rupiah), Banerjee mampu menjualnya dengan harga 200 dolar AS (sekitar 2.635.000 Rupiah).

Banerjee terkejut dengan data statistik yang menyatakan hanya kurang dari 10 persen total tuna netra yang mengerti huruf Braille, ini yang mendorongnya berbuat sesuatu.

Menurut Smithsonian, Banerjee terhambat pada data statistik yang mencengangkan di saat ia baru akan mulai memutar otak dalam menemukan ide untuk proyeknya. Ia mempelajari bahwa hanya kurang dari 10 persen dari 1,3 juta masyarakat Amerika yang menderita tuna netra, mampu membaca Braille. Selain itu, material untuk Braille gak mudah didapatkan.

Banerjee memutuskan untuk membuat sebuah printer Braille sederhana yang berfungsi dengan baik. Ia menghabiskan berminggu-minggu dalam mengutak-atik perangkat LEGO Mindstorms EV3 miliknya — sebuah perangkat LEGO tingkat lanjut yang biasanya digunakan untuk membuat maninan robot anthropomorfik.

Banerjee gak hanya menjuarai pameran sekolahnya, ia menarik perhatian beberapa ilmuwan dan penemu dari berbagai universitas.

Editorial Team

Tonton lebih seru di