Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ke Mana Perginya Air Banjir
ilustrasi banjir (pexels.com/Helena Jankovičová Kováčová)

Intinya sih...

  • Volume air banjir kembali ke sungai atau aliran air setelah hujan reda, namun bisa menyebabkan banjir susulan jika sungai masih penuh.

  • Sistem drainase perkotaan mempercepat surutnya banjir, tetapi sering mengalami hambatan seperti tersumbat sampah atau kapasitas saluran yang kecil.

  • Air banjir dapat meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi dan menghilang melalui evaporasi akibat panas matahari.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banjir yang menggenangi suatu wilayah sering menimbulkan banyak dampak, mulai dari aktivitas terhambat hingga perubahan pada kondisi lingkungan sekitar. Setelah air perlahan surut, muncul rasa penasaran bagaimana proses itu bisa terjadi dan apa yang membuat genangan akhirnya surut

Jadi, ke mana perginya air banjir? Faktanya, air bisa mengalir kembali ke sungai, masuk ke sistem drainase, meresap ke tanah, atau perlahan menguap. Nah, untuk memahami bagaimana proses tersebut terjadi simak penjelasan berikut.

Ke mana perginya air banjir?

Saat banjir surut, banyak orang bertanya-tanya ke mana sebenarnya air banjir itu menghilang. Fenomena ini melibatkan proses alam yang cukup kompleks, mulai dari aliran menuju sungai, meresap ke tanah, hingga menguap kembali ke atmosfer. Berikut penjelasan selengkapnya.

1. Kembali ke sungai dan aliran air

Saat banjir terjadi, volume air yang meluap biasanya berasal dari sungai, danau, atau aliran yang tak mampu menampung debit tambahan dari hujan deras. Ketika hujan berhenti dan aliran di hulu mulai menurun, air yang sebelumnya menggenangi daratan perlahan akan mengalir kembali ke sungai atau aliran aslinya. Proses ini bisa berlangsung cepat atau lambat, tergantung kondisi sungai, kemiringan tanah, serta jumlah air yang harus ditampung ulang.

Namun, proses kembalinya air ini tidak selalu mulus. Jika kondisi sungai masih penuh atau sempit, air yang mengalir balik bisa menyebabkan banjir susulan di wilayah lain, terutama daerah di hilir. Itulah sebabnya beberapa daerah mengalami banjir berkali-kali meski hujan sudah reda.

2. Masuk ke sistem drainase dan saluran kota

Di kawasan perkotaan, saluran drainase dan sistem pengelolaan air hujan berperan besar dalam mengalirkan air banjir. Air dari jalanan, kawasan pemukiman, dan bangunan akan mengalir menuju selokan, gorong-gorong, hingga saluran pembuangan besar. Dari sini, air diteruskan ke sungai, danau, atau laut. Nah, sistem drainase yang baik akan mempercepat surutnya banjir, terutama di wilayah dengan permukaan tanah sulit menyerap air.

Akan tetapi, drainase perkotaan sering kali mengalami hambatan, seperti tersumbat sampah, kapasitas saluran yang kecil, atau tidak terawat. Kondisi ini membuat air banjir sulit mengalir keluar sehingga lebih lama surut.

3. Meresap ke dalam tanah atau infiltrasi

Di daerah yang masih memiliki lahan terbuka dan tanah permeabel, air banjir dapat kembali ke dalam tanah melalui proses infiltrasi. Air meresap perlahan melewati lapisan tanah dan mengisi kembali cadangan air tanah. Proses ini sangat penting bagi ekosistem, pertanian, serta suplai air bersih bagi masyarakat karena memperbarui sumber air bawah tanah.

Namun, kemampuan tanah menyerap air sangat bergantung pada jenis dan kondisi lingkungannya. Tanah berpasir atau berhumus mudah menyerap air, sedangkan tanah liat sulit. Area yang banyak tertutup beton atau aspal juga menghambat infiltrasi sehingga menyebabkan air menggenang lama.

4. Menguap ke atmosfer atau evaporasi

Sebagian air banjir juga menghilang melalui proses evaporasi, yaitu perubahan air menjadi uap akibat panas Matahari. Proses ini berlangsung terus-menerus, terutama di daerah bersuhu tinggi atau berangin. Meski perannya tidak sebesar aliran sungai atau drainase, evaporasi tetap membantu mengurangi volume air yang menggenang setelah banjir.

Kecepatan evaporasi sangat dipengaruhi oleh suhu udara, kelembapan, dan kecepatan angin. Di daerah beriklim panas dan kering, air banjir dapat surut lebih cepat karena proses penguapannya lebih kuat. Sebaliknya, di wilayah yang lembap atau sering mendung, evaporasi berjalan lebih lambat sehingga air banjir membutuhkan lebih banyak waktu untuk surut sepenuhnya.

Dengan memahami ke mana perginya air banjir, kamu jadi tahu bagaimana air bergerak dan menghilang dari suatu wilayah. Berkat informasi ini pula, kamu bisa lebih siap sekaligus ikut mencegah risiko banjir. Langkahnya dapat dimulai dari menjaga saluran air tetap bersih hingga memastikan lingkungan mampu menyerap air dengan baik.

FAQ seputar ke mana perginya air banjir

Ke mana perginya air banjir setelah surut?

Air biasanya kembali ke sungai, masuk drainase, meresap ke tanah, atau menguap.

Apakah air banjir bisa meresap ke tanah?

Bisa, terutama di area dengan tanah yang permeabel seperti pasir dan tanah bervegetasi.

Apa peran drainase dalam hilangnya air banjir?

Drainase membantu mengalirkan kelebihan air ke sungai atau saluran pembuangan agar genangan cepat berkurang.

Referensi

"Where Do Floodwaters Go And What Do They Leave Behind?". South Dakota State University Extension. Diakses Desember 2025.

Editorial Team