Sebagian air banjir juga menghilang melalui proses evaporasi, yaitu perubahan air menjadi uap akibat panas Matahari. Proses ini berlangsung terus-menerus, terutama di daerah bersuhu tinggi atau berangin. Meski perannya tidak sebesar aliran sungai atau drainase, evaporasi tetap membantu mengurangi volume air yang menggenang setelah banjir.
Kecepatan evaporasi sangat dipengaruhi oleh suhu udara, kelembapan, dan kecepatan angin. Di daerah beriklim panas dan kering, air banjir dapat surut lebih cepat karena proses penguapannya lebih kuat. Sebaliknya, di wilayah yang lembap atau sering mendung, evaporasi berjalan lebih lambat sehingga air banjir membutuhkan lebih banyak waktu untuk surut sepenuhnya.
Dengan memahami ke mana perginya air banjir, kamu jadi tahu bagaimana air bergerak dan menghilang dari suatu wilayah. Berkat informasi ini pula, kamu bisa lebih siap sekaligus ikut mencegah risiko banjir. Langkahnya dapat dimulai dari menjaga saluran air tetap bersih hingga memastikan lingkungan mampu menyerap air dengan baik.
Ke mana perginya air banjir setelah surut? | Air biasanya kembali ke sungai, masuk drainase, meresap ke tanah, atau menguap. |
Apakah air banjir bisa meresap ke tanah? | Bisa, terutama di area dengan tanah yang permeabel seperti pasir dan tanah bervegetasi. |
Apa peran drainase dalam hilangnya air banjir? | Drainase membantu mengalirkan kelebihan air ke sungai atau saluran pembuangan agar genangan cepat berkurang. |
Referensi
"Where Do Floodwaters Go And What Do They Leave Behind?". South Dakota State University Extension. Diakses Desember 2025.