ilustrasi kebakaran hutan Black Friday Australia (wikimedia.org/Sherman Hogue)
Dilansir laman Australian Disaster Resilience, telah terjadi kebakaran hutan Victoria, Australia pada 13 Januari 1939 atau yang dikenal sebagai Kebakaran Hutan Black Friday. Peristiwa ini merupakan puncak dari kekeringan selama beberapa tahun di negera bagian tersebut, yang diikuti oleh suhu tinggi dan angin kencang. Kondisi ini memicu kebakaran yang terjadi sejak awal Desember hingga menghanguskan lebih dari 2 juta hektar lahan.
Asap yang berasal dari kebakaran tersebut menutupi 75 persen wilayah yang terdapat di Victoria, Australia. Kebakaran tersebut juga mengakibatkan 71 korban jiwa, menjadikannya sebagai kebakaran hutan paling mematikan ketiga dalam sejarah Australia.
Kebakaran ini terjadi dalam beberapa hari. Australia pernah mencapai suhu tertingginya yaitu 44 derajat celcius di Melbourne dan 47 derajat celcius di Mildura, sehingga menghasilkan kebakaran hebat yang merenggut 36 nyawa, menghancurkan lebih dari 700 rumah, dan 69 pabrik. Abu dari kebakaran tersebut juga sampai hingga Selandia Baru.
PBB menerbitkan laporan terbaru yang memperkirakan bahwa kebakaran hutan global akan meningkat sekitar 50 persen pada akhir abad ini karena adanya pemanasan global dan perubahan pemanfaatan lahan. Bahkan daerah yang sebelumnya jarang mengalami kebakaran, seperti wilayah kutub, kini terancam karena adanya perubahan iklim. Oleh sebab itu, banyak ahli menyarankan bahwa berbagai negara perlu berinvestasi lebih banyak dalam pengurangan risiko kebakaran dan memperkuat komitmen global untuk melawan perubahan iklim.